Tapiwarga Muslim Patani hanya menyebutnya pondok saja. Institusi ini telah melahirkan tokoh dan ulama-ulama besar yang terkenal, tak hanya di tanah melayu, tapi juga di dunia Islam. Nama Syeh Daud al-Fatani (1769-1847), Syehk Ahmad Bin Muhammad Zain al-Fatani (1817-1908) dan banyak lagi nama ulama yang dibelakang namanya membubuhkan nama Fathoni.
Tradisi Islam di Nusantara ini muncul sebagai akibat ajaran agama yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran Islam akan merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat sampai menjadi tradisi dan tata cara hidup. Sebelum kedatangan Islam masyarakat Nusantara telah memeluk agama Hindu-Buddha, sehingga penduduk Nusantara telah memiliki budaya, tata cara hidup dan adat yang mengakar kuat. Tumbuhnya Islam menyebabkan adanya akulturasi budaya. Akulturasi merupakan proses percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpa menghilangkan sama sekali ciri khas masing-masing kebudayaan lama. Kedatangan ajaran Islam di Nusantara juga mengalami proses akulturasi dengan kebudayaan Nusantara saat itu. Berikut ini adalah seni budaya Nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari ajaran Islam. A. Nama-Nama Bulan dalam Jawa Masuknya Islam ke Indonesia, membawa pengaruh pada sistem penanggalan. Islam menggunakan kalender Hijriah yang berpatokan pada perputaran bulan. Bentuk akulturasi antara penanggalan Islam dengan penanggalan Jawa dapat terlihat pada penamaan bulan sebagai berikut No Bulan Hijriyah Bulan Jawa Jumlah Hari 1 Muharam Sura 30 2 Safar Sapar 29 3 Rabi’ul awwal Mulud 30 4 Rabi’ul akhir Bakda mulud 29 5 Jumadil awal Jumadil awal 30 6 Jumadil akhir Jumadilakir 29 7 Rajab Rejeb 29 8 Sya’ban Ruwah 29 9 Ramadhan Pasa 30 10 Syawal Sawal 29 11 Zulqaidah Apit 30 12 Zulhijjah Besar 29/30/29/30 Jumlah 354/355 B. Seni Bangunan Masjid Wujud akulturasi terlihat dalam bangunan masjid kuno, yaitu dilihat dari bentuk bangunan, menara dan letak masjid. Kebanyakan bentuk bangunan masjid di Jawa berbentuk seperti pendopo yang berbentuk bujur sangkar dan tersusun ke atas semakin kecil dan tingkat teratas disebut dengan limas. Jumlah tumpang biasanya gasal. Bentuk masjid seperti ini disebut dengan meru. Bentuk tumpang ini merupakan akulturasi dengan Hindu, di mana pura milik orang Hindu berbentuk tumpang. Menara berfungsi sebagai tempat menyerukan azan. Bentuk akulturasi ini terlihat pada menara Masjid Kudus yang terbuat dari terakota yang tersusun seperti candi, sedangkan di Banten bentuk menara menyerupai mercusuar di Eropa. Kebanyakan masjid di Indonesia terletak di sebelah barat alun-alun istana atau keraton. Selain itu masjid juga diletakkan dekat dengan makam, terutama makam raja-raja. C. Seni Ukir dan Kaligrafi Seni ukir yang dimaksud adalah seni ukir hias untuk hiasan masjid, bangunan makam di bagian jirat, nisan, cungkup dan tiang cungkup. Seni ukir hias ini antara lain berupa dedaunan, motif bunga teratai, bukit-bukti karang, panorama alam, dan ukiran kaligrafi. Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan merangkaikan huruf-huruf Arab atau ayat suci al-Qur'an, hadis, asma Allah Swt., shalawat maupun kata-kata hikmah sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Kaligrafi Islam sering disebut dengan istilah khat. Kaligrafi sebagai motif hiasan dapat dijumpai di masjid-masjid kuno, seperti ukir-ukiran yang terdapat pada masjid di Jepara dan sekitarnya. D. Seni Tari Di beberapa daerah di Indonesia terdapat bentuk-bentuk tarian yang berkaitan dengan bacaan shalawat. Tari Zipin adalah sebuah tarian yang mengiringi musik qasidah dan gambus. Musik yang yang mengiringinya berirama padang pasir atau daerah Timur Tengah. Tari Zipin biasa dipentaskan pada upacara atau perayaan tertentu misalnya khitanan, pernikahan dan peringatan hari besar Islam lainnya. Tari Seudati dari Aceh. Seudati berasal dari kata Syaidati yang berarti permainan orang-orang besar. Disebut sebagai Tari Saman karena mula-mula permainan ini dimainkan oleh delapan orang. Saman berasal dari bahasa Arab yang artinya delapan. Dalam tari Seudati para penari menyanyikan lagu tertentu yang berupa shalawat E. Seni Musik Kebudayaan Islam kita juga mengenal seni musik berupa rebana, hadrah, qasidah, nasyid dan gambus yang melantunkan lagu-lagu dengan syair Islami. Hadrah adalah salah satu jenis alat musik yang bernafaskan Islam. Lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu yang bernuansa Islami yaitu tentang pujian kepada Allah Swt. dan sanjungan kepada Nabi Muhammad saw. Qasidah artinya suatu jenis seni suara yang menampilkan nasihat-nasihat keislaman. Lagu dan syairnya banyak mengandung dakwah Islamiyah yang berupa nasihat-nasihat, shalawat kepada Nabi dan doa-doa. Biasanya qasidah diiringi dengan musik rebana. Sejarah pertama kali penggunaan musik rebana adalah ketika Rasulullah saw. hijrah dari Mekah menuju Madinah. Sesampainya di Madinah Rasulullah saw. disambut dengan meriah di Madinah dengan lantunan musik rebana. F. Seni Pertunjukan Seni pertunjukkan wayang kulit merupakan perpaduan kebudayaan Jawa dengan unsur keislaman. Dahulunya lukisan seperti bentuk manusia, kemudian para wali mengubah bentuknya. Dari yang semula lukisan wajahnya menghadap lurus kemudian agak dimiringkan. Sumber cerita dalam mementaskan wayang diilhami dari Kitab Ramayana dan Mahabarata. Tentunya para Wali mengubahnya menjadi cerita-cerita keislaman, sehingga tidak ada unsur kemusyrikan di dalamnya. Salah satu lakon yang terkenal dalam pewayangan ini adalah Jimas Kalimasada yang dalam Islam diterjemahkan menjadi Jimad Kalimat Syahadat. G. Seni Sastra Ditinjau dari corak dan isinya, kesusastraan zaman Islam dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis karya sastra yang sesuai dengan ajaran Islam di antaranya sebagai berikut. Babad adalah dongeng yang sengaja diubah sebagai cerita sejarah. Babad merupakan campuran antara fakta sejarah, mitos dan kepercayaan. Contohnya Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram, Babad Surakarta, Babad Giyanti, dan Babad Pakepung. Di daerah Melayu, babad dikenal dengan nama sejarah sarasilah silsilah atau tambo, yang juga diberi judul hikayat. Contohnya Tambo Minangkabau, Hikayat Raja-raja Pasai, dan Hikayat Sarasilah Perak. Hikayat adalah cerita atau dongeng yang biasanya penuh dengan keajaiban dan keanehan. Di antara hikayat yang terkenal adalah hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat 1001 malam, Hikayat Bayan Budiman dan lain-lain. Suluk adalah kitab-kitab yang menguraikan soal tasawuf. Sunan Bonang mengembangkan ilmu suluk dalam bentuk puisi yang dibukukan dalam Kitab Bonang. Hamzah Fansuri menghasilkan karya sastra dalam bentuk puisi yang bernafaskan keislaman, misalnya Syair Perahu dan Syair Dagang. Syekh Yusuf, seorang ulama Makassar yang diangkat sebagai pujangga di kerajaan Banten, berhasil menulis beberapa buku tentang tasawuf. H. Kesenian Debus Kesenian debus difungsikan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah. Debus merupakan seni bela diri untuk memupuk rasa percaya diri dalam menghadapi musuh. Kesenian ini mempertunjukkan aksi kekebalan tubuh terhadap benda-benda tajam. Filosofi dari kesenian ini adalah kepasrahan kepada Allah Swt. yang menyebabkan mereka memiliki kekuatan untuk menghadapi bahaya.
MenelusuriTradisi Islam Di Nusantara 233 A. Hak Cipta @ 2018 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang. Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Des audiences publiques en vue de la crĂ©ation d’un cimetiĂšre musulman Ă  Saint-Apollinaire, prĂšs de QuĂ©bec, ont mis Ă  jour certains mythes persistants au sujet des musulmans — et ce n’était pas une premiĂšre, il s’agit souvent des mĂȘmes qui reviennent sur le tapis. Coup d’oeil sur quelques-unes de ces rumeurs ainsi que des rĂ©fĂ©rences pour ceux et celles qui voudraient aller plus loin. Cet article fait partie de la rubrique du DĂ©tecteur de rumeurs, cliquez ici pour accĂ©der aux autres textes. 1 Les musulmans nous envahissent » Au QuĂ©bec, on compte environ 300 000 personnes de religion musulmane, soit 3,1 % de la population. En dehors de MontrĂ©al, c’est moins de 1 %. Ce nombre a augmentĂ© depuis le recensement canadien de 2001, oĂč ils n’étaient que 108 000 ou 1,5 %, et cette augmentation est largement le fruit de l’immigration entre 2008 et 2012, les politiques du QuĂ©bec ont privilĂ©giĂ© les immigrants francophones venus de l’Afrique du Nord. À Ă©couter un reportage de Second Regard sur les musulmans au QuĂ©bec 2014. 2 Un Canadien sur 5 est musulman » Ce mythe nous a Ă©tĂ© rĂ©vĂ©lĂ© par un sondage Ipsos Reid publiĂ© il y a deux ans. On demandait aux gens d’estimer le pourcentage de musulmans dans la population. Aux yeux des QuĂ©bĂ©cois, ça tournait autour de 17 %, aux yeux des Canadiens, autour de 20 %... alors qu’ils ne sont que 3 %. Or, cette tendance Ă  surestimer un groupe minoritaire apparaĂźt dans beaucoup d’autres pays. Les psychologues l’appellent biais de disponibilitĂ©, soit la tendance Ă  estimer Ă  partir d’exemples qui sont Ă  notre disposition — ce qui nous conduit Ă  surestimer le nombre de musulmans, parce qu’on parle souvent d’eux dans l’actualitĂ©. À lire Revue Relations Les musulmans au QuĂ©bec, une histoire qui remonte au 19e siĂšcle. Un livre sur la situation en Europe et en AmĂ©rique The Myth of the Muslim Tide, par le journaliste canado-britannique Doug Saunders 2012. 3 Ils enterrent leurs morts sans cercueil » L’enterrement traditionnel musulman exclut effectivement l’usage d’un cercueil ; le corps doit ĂȘtre en contact avec la terre. Sauf que ça n’arrive jamais au QuĂ©bec la loi interdit un enterrement sans cercueil. Jusqu’à rĂ©cemment, explique l’anthropologue Yannick Boucher de l’UniversitĂ© de MontrĂ©al, les imams recommandaient le rapatriement des corps dans le pays d’origine de la famille. Cette pratique serait en dĂ©clin, et mĂȘme dans les cimetiĂšres ou carrĂ©s rĂ©servĂ©s aux musulmans, le dĂ©funt quĂ©bĂ©cois est enterrĂ© dans un cercueil. À lire Associations des sĂ©pultures musulmanes du QuĂ©bec 4 lls construisent des minarets partout » Historiquement, cette tour qu’on appelle le minaret n’a pas toujours Ă©tĂ© associĂ©e Ă  la mosquĂ©e, mais elle a acquis au fil des siĂšcles une valeur symbolique. Toutefois, au Canada, beaucoup de lieux de priĂšres musulmans sont Ă  l’intĂ©rieur de bĂątiments servant Ă  d’autres usages centre commercial, universitĂ©, et il n’est donc pas question d’y construire un minaret. Enfin, la fonction la plus connue des minarets, l’appel Ă  la priĂšre, est impossible au QuĂ©bec et dans beaucoup d’autres pays occidentaux, lĂ  aussi en raison de nos lois. À lire Minarets, architecture et symbole », Revue Religion Suisse, 2009 5 Ils ne s’intĂšgrent pas » Plusieurs QuĂ©bĂ©cois les imaginent repliĂ©s sur eux-mĂȘmes, vivant en marge de la sociĂ©tĂ©. En fait, selon FrĂ©dĂ©ric Castel de l’UQAM, l’immigration musulmane au QuĂ©bec est plutĂŽt scolarisĂ©e. Quatre femmes sur 10 et prĂšs de 5 hommes sur 10 qui immigrent au QuĂ©bec sont des diplĂŽmĂ©s universitaires. En entrevue Ă  La Presse en 2015, il en parlait comme d’une Ă©lite professionnelle. » 6 Ils sont ultrapratiquants » Au QuĂ©bec, 62 % des immigrants musulmans n’allaient jamais Ă  la mosquĂ©e, selon une compilation des donnĂ©es de Statistique Canada parue il y a 10 ans. C’était supĂ©rieur Ă  la moyenne canadienne 36 %. En comparaison, seulement 25 % des immigrants catholiques n’allaient jamais Ă  l’église. Ces observations rejoignent celles de Yannick Boucher, qui a consacrĂ© plus rĂ©cemment sa thĂšse de doctorat aux rituels religieux et funĂ©raires des musulmans quĂ©bĂ©cois. À lire La ferveur religieuse et les demandes d’accommodement religieux », Ă©tude publiĂ©e en 2007 par le sociologue Paul Eid, pour la Commission des droits de la personne du QuĂ©bec. 7 Ils soutiennent le terrorisme » En fait, Ă  travers le monde, ils le rejettent massivement. En 2015, le Centre de recherche Pew, basĂ© Ă  Washington, a effectuĂ© une enquĂȘte auprĂšs des musulmans de 11 pays Ă  majoritĂ© musulmane. L’une des questions Ă©tait Quelle est votre opinion sur le groupe État islamique ? » La rĂ©ponse Ă©tait unanimement dĂ©favorable » au Liban 100 %, et trĂšs largement dĂ©favorable en Jordanie 94 %, en Palestine 84 %, en IndonĂ©sie 79 %, en Turquie 73 % et au Nigeria 66 %. MĂȘme dans ce dernier pays, seulement 14 % se disaient favorables » Ă  l’EI, et c’était le rĂ©sultat le plus Ă©levĂ© des 11 pays. Selon l’Organisation des Nations Unies, 85 % des victimes du terrorisme islamiste sont des musulmans

\n menelusuri tradisi islam di nusantara
4Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kalian harus tahu bahwa ada kalanya usaha seseorang menuai hasil seperti yang diinginkan, bahkan ada yang lebih dari yang diinginkan. Namun ada kalanya hasil usaha itu tidak seperti yang diinginkan, bahkan
86% found this document useful 7 votes2K views18 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?86% found this document useful 7 votes2K views18 pagesMakalah Menelusuri Tradisi Islam Di NusantaraJump to Page You are on page 1of 18 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 16 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

Anakanakku semuanya, Alhamdulillah kegiatan kita 2 minggu yang lalu PENILAIAN HARIAN DAN PENUGASAN telah usai kita laksanakan, kini kita lanjutkan PJJ kita dengan materi selanjutnya yaitu tentang "MENELUSURI TRADISI ISLAM DI NUSANTARA" Prosedur pembelajaran kita adalah sebagai berikut: 1. Kalian isi Link daftar hadir dulu ya. 2.

- Ketika ulama mendakwahkan Islam pertama kali ke Nusantara, terdapat perbenturan antara ajaran Islam dengan adat istiadat masyarakat setempat. Para dai Islam tidak serta merta memusnahkan tradisi lokal sepenuhnya, melainkan menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Hasilnya adalah konsep Islam yang bercorak khas Nusantara. Warisan dakwah Islam di Nusantara adalah salah satu penyebaran Islam yang unik karena tidak melalui militer dan konflik kekerasan terhadap penganut agama setempat. Islam tumbuh di Nusantara dengan karakter budayanya masing-masing. Akulturasi antara ajaran Islam dan adat istiadat lokal inilah yang diterjemahkan oleh Wali Songo untuk perkawinan prinsip Islam dengan tradisi setempat. Artinya, konsep tradisi lokal yang sudah ada diisi dengan ajaran Islam, sementara itu ritual-ritual yang bertentangan dengan Islam, seperti minum-minuman keras, berjudi, memohon kepada berhala, dan sebagainya dibuang dan diganti dengan ajaran Islam. Hal ini bukan tanpa dasar, melainkan bentuk teladan dakwah Nabi Muhammad SAW di tanah Arab, sebagaimana dilansir NU Online. Ketika Rasulullah SAW menyerukan Islam, beliau tidak serta merta melarang dan memusnahkan tradisi Arab, melainkan menyesuaikannya agar sejalan dengan semangat Islam. Karena itulah, Rasulullah SAW menyatakan bahwa hal-hal yang bersifat duniawi hendaknya ditakar sesuai kapasitas dan keahlian beliau, jangan diterima mentah-mentah begitu saja. Hal yang wajib diikuti dari Nabi Muhammad SAW adalah perkara agama, sementara itu untuk urusan duniawi diserahkan kepada timbangan baik-buruk sesuai kebutuhan umatnya. Hal ini tergambar dalam sabda Rasulullah “Saya ini manusia. Jika aku perintahkan kalian dalam urusan agama, maka patuhilah! Namun, jika aku memerintahkan sesuatu berdasarkan pendapatku, maka aku ini manusia biasa,” Muslim. Sementara itu, di hadis lain, Baginda SAW berujar "Kalian lebih mengerti urusan dunia kalian,” Muslim. Tradisi Islam yang lestari di Nusantara adalah ekspresi budaya, perkara sosial duniawi masyarakat Indonesia. Di sisi lain, akulturasi antara Islam dan adat istiadat Nusantara ini amat kaya, mulai dari seni arsitektur, karya sastra, tembang, upacara adat, dan lain sebagainya. Berikut ini sejumlah tradisi keislaman yang patut dilestarikan sebagaimana dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 2014 yang ditulis oleh Muhammad Ahsan dan Sumiyati. 1. Halalbihalal Gubernur DIY Sri Sultan HB X kiri bersama istri GKR Hemas kedua kiri didampingi Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X ketiga kiri dan istri GKBRAy. A Paku Alam keempat kiri berjabat tangan dengan warga saat halalbihalal di Kantor Kepatihan, DI Yogyakarta, Senin 10/6/2019. di media silaturahmi warga kepada Gubernur DIY dan juga Raja Keraton Yogyakarta. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/ halalbihalal identik dengan Lebaran atau Hari Raya Idulfitri. Ia dilakukan dalam bentuk meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan dan bersilaturahmi satu sama lain. Tradisi ini diselenggarakan di mana-mana, mulai dari tingkat RT/RW, sesama kolega kerja di kantor, hingga istana kenegaraan. Bahkan, acara halal bihalal sudah menjadi tradisi Islam nasional di Indonesia. Dari sejarahnya, pada tahun 1948, diceritakan bahwa Presiden Sukarno memanggil KH Wahab Chasbullah ke Istana Negara dan dimintai pendapatnya untuk mengatasi kerenggangan para pejabat politik pada masa itu. KH Wahab Chasbullah adalah seorang kiai NU terpandang yang punya banyak akal untuk mengatasi masalah tersebut. Menjawab pertanyaan Bung Karno, beliau mengusulkan untuk diadakan acara silaturahmi. Kebetulan saat itu menjelang Hari Raya Idulfitri 1367 H, maka KH Wahab Chasbullah mengusulkan agar diselenggarakan acara halalbihalal. "Para elit politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu 'kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa [haram], maka harus dihalalkan," kata Kiai Wahab. "Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan, sehingga silaturrahim nanti kita pakai istilah halalbihalal," lanjutnya. Berkat usulan KH Wahab Chasbullah, acara halalbihalal kian populer dan terus diselenggarakan hingga sekarang. 2. Kupatan atau Bakdo Kupat warga berdoa sebelum makan ketupat saat tradisi kupatan di ponorogo, jawa timur, rabu 13/7. sebagian warga muslim ponorogo menggelar acara tradisi kupatan syawal pada hari kedelapan lebaran. antara foto/siswowidodo/kye/16Umumnya, ketupat dikenal sebagai maskot makanan khas Lebaran. Kemudian, tradisi kupatan yang dilakukan dengan memakan ketupat biasanya dilakukan seminggu setelah Hari Raya Idulfitri. Perayaan ini diselenggarakan dengan berkumpul di suatu tempat seperti mushala atau masjid untuk menghelat selamatan yang hidangannya didominasi oleh ketupat. Ketupat ini berupa makanan yang terbuat dari beras, serta dibungkus dengan anyaman janur kuning. Dari sisi bahasa, asal kata ketupat adalah ngaku lepat atau mengakui kesalahan yang menjadi simbol saling bermaaf-maafan di masa Lebaran. 3. Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengarak gunungan sebelum diperebutkan dalam perayaan Grebeg Maulud di Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, Jumat 1/12/2017. ANTARA FOTO/Maulana SuryaPada momen Maulid Nabi Muhammad di Yogyakarta, lazimnya diselenggarakan tradisi Sekaten setiap tahunnya di Keraton Surakarta Jawa Tengah dan Keraton Yogyakarta. Dari sejarahnya, tradisi ini digagas oleh Sunan Bonang untuk mengumpulkan masyarakat setempat guna menyampaikan dakwah Islam. Sunan Bonang memukul gamelan untuk menarik perhatian masyarakat. Ketika masyarakat sudah berkumpul untuk melihat pertunjukan gamelan itu, di sela-sela pukulan gamelan akan diselingi dengan membaca syahadatain dua kalimat syahadat bersama-sama. Karena itulah, tradisi itu dinamakan Sekaten yang asalnya adalah momen itu, Sekaten diselenggarakan untuk melestarikan tradisi yang digagas oleh salah seorang Wali Songo. Tujuannya adalah untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad, mengingat keteladanan Rasulullah, dan memperoleh berkah dari pembelajaran sirah nabawiyah perjalanan hidup Nabi Muhammad. Selain itu, dalam tradisi Sekaten juga disuguhkan gamelan pusaka peninggalan Majapahit yang telah dibawa ke Demak. Saat ini, perayaan Sekaten dilakukan dengan pameran tradisi kerakyatan, pasar malam, hiburan, dan lain sebagainya. 4. Tradisi Rabu Kasan Penari Gandrung menari di atas kapal mengiringi sesaji saat ritual Petik Laut Rebo Wekasan di Pantai Waru Doyong, Banyuwangi, Rabu 15/11/2017. ANTARA FOTO/Budi Candra SetyaSesuai dengan namanya, Rabu Kara Pungkasan terakhir atau Rabu Kasan, acara ini diselenggarakan pada Rabu terakhir bulan Safar di Kabupaten Bangka, Bogor, Gresik, dan daerah-daerah lainnya untuk memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari bala, musibah, ataupun bencana. Tradisi ini diselenggarakan dengan menyantap bersama ketupat tolak bala, air wafak, dan makanan lainnya. Setiap keluarga biasanya membawa makanan masing-masing di lokasi upacara tersebut. Acara Rabu Kasan dimulai dengan seseorang berdiri di depan pintu masjid. Ia menghadap keluar, lalu mengumandangkan azan. Kemudian, bersama-sama dengan masyarakat, ia memimpin doa, melepaskan anyaman ketupat, dan satu per satu jemaah menyebut nama keluarganya masing-masing untuk didoakan. Tradisi Rabu Kasan ini dilanjutkan dengan acara makan bersama, yang kemudian mengambil air wafak yang telah disediakan oleh semua anggota keluarga. Usai tersebut, setiap keluarga melakukan silaturahmi ke tetangga dan pulang ke rumah masing-masing. 5. Dugderan di Semarang Sejumlah anak membawa patung hewan imajiner warak saat mengikuti Karnaval Budaya Dugderan untuk menyambut datangnya bulan Ramadan, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu 24/5. ANTARA FOTO/R. RekotomoUntuk menyambut datangnya Ramadan, masyarakat Semarang memberangkatkan peserta karnaval dari Balaikota Semarang. Kemudian, rombongan pawai tersebut akan melaksanakan salat Asar di masjid setempat. Setelah itu, pemuka agama dan masyarakat Semarang akan menyelenggarakan musyawarah dalam rangka menentukan awal Ramadan, baik itu dengan rukyatulhilal ataupun dengan metode hisab. Kemudian, hasil musayawarah penentuan Ramadan itu diumumkan kepada khalayak. Ketika pada hari itu diketahui bahwa esoknya jatuh tanggal 1 Ramadan, maka dilakukan pemukulan bedug sebagai tanda dimulainya puasa. Hasil musyawarah itu kemudian diserahkan kepada Gubernur Jawa Tengah. Setelah itu, Bupati Semarang dan Gubernur Jawa Tengah akan memukul bedug bersama-sama, yang diakhiri dengan doa menyambut Ramadan. 6. Budaya Tumpeng Sejumlah warga membawa nasi Tumpeng berjalan menyusuri lorong pasar saat tradisi Punggahan Pasar Legi di Parakan, Temanggung, Jateng, Jumat 26/3/2021. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/ mengadakan kenduri, selametan, maulid Nabi Muhammad, atau perayaan peristiwa besar Islam, masyarakat Indonesia bagian tertentu akan menyajikan nasi tumpeng, santapan nasi beserta lauk-pauknya dalam bentuk kerucut. Lumrahnya, nasi tumpeng berupa nasi kuning atau nasi uduk, serta disajikan di tampah dan dialasi dengan daun pisang. Pada awalnya, budaya tumpeng ini berasal dari Jawa atau masyarakat Betawi. Namun, kini budaya tumpeng ini sudah menyebar ke banyak daerah di Indonesia. Tradisi tak tertulis dari penyajian tumpeng ini adalah dengan menghidangkannya pertama kali pada orang yang dituakan untuk menunjukkan rasa hormat kepada juga Sejarah Halalbihalal Lebaran Tradisi Hari Raya Idul Fitri di RI Daftar Contoh Seni-Budaya Nusantara yang Mendapatkan Pengaruh Islam Mengenal Prinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islam - Pendidikan Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Dhita Koesno Bab11 Menelusuri TradisiIslam Di Nusantara. Tradisi Nusantara Sebelum Islam. Jauh sebelum Islam masuk dan berkembang di Nusantara, masyarakat telah memiliki keragaman budaya dan tradisi. Bahkan sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia masyarakattelah memiliki kepercayaan kepada benda-benda alam dan ruh nenek moyang. A Redação ‱ Tempo de leitura ~5 minutos ‱ Publicado em 23/11/2021 BrasilHistĂłria A pĂĄgina HistĂłria IslĂąmica estĂĄ recontando os fatos que conectam a cultura nordestina com o legado dos muçulmanos mouros na Europa. O legado deixado pelos muçulmanos no nordeste brasileiro vai desde a comida, passando pela mĂșsica e arquitetura e contempla atĂ© os trajes tĂ­picos. Por ser a primeira regiĂŁo colonizada e uma das Ășltimas a passar pela globalização, as marcas do Islam foram muito preservadas no nordeste. Muitas pessoas que estĂŁo acostumadas a estudar as heranças culturais do Brasil sabem que o paĂ­s possui muita influĂȘncia dos nativos indĂ­genas, europeus e africanos, que formam a base cultural de quase todas as regiĂ”es do paĂ­s. O que Ă© difĂ­cil de imaginar Ă© que, dentro disso, hĂĄ um legado quase silencioso deixado pelas civilizaçÔes islĂąmicas, que moldariam principalmente as expressĂ”es que surgiram no nordeste. Entretanto, Ă© um fator curioso se pensarmos que os legados islĂąmicos mais marcantes da histĂłria nordestina foram estabelecidos de um povo catĂłlico - os portugueses. A contĂ­nua presença desses europeus no territĂłrio brasileiro, que por muitos anos foi dominado por eles, gerou expressĂ”es culturais diversas na cozinha, mĂșsica, arquitetura e nos trajes tĂ­picos. Tudo isso possui marcas deixadas pelo Islam na penĂ­nsula ibĂ©rica. Como o Islam “Chegou” ao Nordeste Todas essas curiosidades estĂŁo chegando a um grande pĂșblico novamente atravĂ©s do trabalho da pĂĄgina HistĂłria IslĂąmica que, entre outubro e novembro, criou publicaçÔes falando um pouco sobre a herança nordestina dos portugueses que, na verdade, vieram dos mouros que povoaram e governaram boa parte da penĂ­nsula ibĂ©rica entre os sĂ©culos VIII e XV e perderam o domĂ­nio para os portugueses poucos anos antes de eles chegarem ao Brasil. Somente em 1492, a cidade de Granada, o Ășltimo territĂłrio dos mouros na penĂ­nsula ibĂ©rica, foi conquistado pelos cristĂŁos. No entanto, os muçulmanos continuariam naquela regiĂŁo ao longo do sĂ©culo XVI, mesmo sob o governo dos catĂłlicos. Enquanto isso, o Brasil foi descoberto em 1500 e, na metade do sĂ©culo, a colonização se intensificaria, o que significa que a presença islĂąmica no mediterrĂąneo europeu coexistiu com a chegada dos portugueses na AmĂ©rica do Sul. De acordo com o curador da pĂĄgina HistĂłria IslĂąmica, Mansur Peixoto, essa cronologia de eventos foi fundamental para o surgimento da cultura nordestina “Por ter sido a primeira regiĂŁo a ser colonizada e a Ășltima a ser globalizada quando falamos de Brasil, isso proporcionou uma cĂĄpsula do tempo para que este legado cultural se preservasse de maneira mais forte no Nordeste”, afirmou. ExpressĂ”es Influenciadas Pelo Islam A pesquisa feita pela pĂĄgina mostrou coisas muito interessantes, como os sĂ­mbolos encontrados no castelo de Alhambra presente no chapĂ©u dos vaqueiros, usados inclusive por figuras como os cangaceiros; o gibĂŁo que veio das tĂșnicas dos ĂĄrabes chamadas de jubbah; o cobogĂł vindo dos muxarabis andaluzes; e atĂ© mesmo as expressĂ”es musicais, como a trilogia sertaneja, com o pĂ­fano, rabeca e viola, que possuem origens andaluzes. A pĂĄgina HistĂłria IslĂąmica tambĂ©m lembrou que alguns artistas populares da mĂșsica brasileira, como Belchior e Xangai, que jĂĄ mencionaram a origem ĂĄrabe do aboio, o canto de condução dos gados dos boiadeiros, que foi influenciado pelo azan, o chamado da oração islĂąmico. A influĂȘncia jĂĄ virou atĂ© obra de literatura, como a Pedra e o Reino, de Ariano Suassuna, que tambĂ©m inspirou a construção do Castelo Armorial, em SĂŁo JosĂ© do Belmonte, Pernambuco. Em muitos casos, os muçulmanos podem ter contribuĂ­do diretamente para a cultura brasileira, sem intermĂ©dio dos catĂłlicos. “As vias de transmissĂŁo foram diversas. Se deu tanto pelos prĂłprios portugueses cristĂŁos como por cripto muçulmanos, nĂŁo sĂł no Brasil como em toda a AmĂ©rica Latina. Sua presença Ă© bem documentada, bem como sua caça e morte. EntĂŁo, sim, havia muitos muçulmanos por aqui”, diz Mansur. No entanto, os conteĂșdos da pĂĄgina tambĂ©m revelam que a herança islĂąmica tambĂ©m estĂĄ presente em algumas expressĂ”es de outras religiĂ”es do Brasil. Um exemplo sĂŁo os muçulmanos expulsos da Espanha, que tiveram uma grande importĂąncia para o surgimento de diversas caracterĂ­sticas da cultura gaĂșcha, como as vestimentas e a cavalaria. Isso ocorre principalmente porque essas influĂȘncias estavam muito presentes na Espanha e em Portugal. “Mas um olhar pelo nordeste faz os pesquisadores perceberem que o legado islĂąmico foi muito mais preservado naquela regiĂŁo. Ainda que haja expressĂ”es culturais notĂĄveis, como no Rio Grande do Sul, que passa a ser povoado por mouriscos espanhĂłis, fruto das grandes deportaçÔes, o nordeste foi a regiĂŁo que mais recebeu e conseguiu guardar este legado”, concluiu Mansur. Links Para Leitura Revolta dos MalĂȘs MinissĂ©rie Exibe Marco do Islam no Brasil Islam Proibido – A Revolta dos MalĂȘs na Bahia Al BaghdĂĄdi Um Imam no Brasil na era da escravidĂŁo MateriPAI Kelas 9: Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara Islam dapat diterima dan dikembangkan.. Tiap-tiap daerah atau provinsi di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang 1. Tradisi Nusantara sebelum Islam. Jauh sebelum Islam masuk dan berkembang di Nusantara, masyarakat telah memiliki 2. Daftar Isi1. Tradisi Nusantara Sebelum Islam2. Akulturasi Budaya Islama. Pengertian Akulturasi3. Melestarikan Tradisi Islam di Nusantara 1. Tradisi Nusantara Sebelum Islam Jauh sebelum Islam masuk dan berkembang di Nusantara, masyarakat telah memiliki keragaman budaya dan sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia masyarakat telah memiliki kepercayaan kepada benda-benda alam dan ruh nenek upacara ritual dilakukan sebelum melakukan kegiatan ritual sebelum melaksanakan hajatan, kelahiran, perkawinan, kematian dan lain sebagainya. 2. Akulturasi Budaya Islam a. Pengertian Akulturasi Akulturasi merupakan proses percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpa menghilangkan sama sekali ciri khas masing-masing kebudayaan lama. Kedatangan ajaran Islam di Nusantara juga mengalami proses akulturasi dengan kebudayaan Nusantara saat itu. Islam sejatinya tidak akan menolak budaya dan tradisi lokal, dengan syarat Tidak melanggar ketentuan hukum halal-haram. Tidak mendatangkan mafsadat. Sesuai dengan prinsip al-Waladan al-Bara` b. Ragam Budaya Nusantara yang Terakulturasi oleh Islam ÂŹ- Nama-Nama Bulan dalam Jawa – Seni Bangunan Masjid – Seni Ukir dan Kaligra! – Seni Tari – Seni Musik – Seni Pertunjukan – Seni Sastra – Kesenian Debus 3. Melestarikan Tradisi Islam di Nusantara Ada beberapa tradisi islam di Nusantara yang mesti dilestarikan turun temurun, antara lain Halal BihalalTabot atau TabuikKupatanSekaten Tumpengdan yang lainnya Back to top button
PAIKelas 9 Bab 11 Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Download. Sebelum Islam datang masyarakat Islam sudah mengenal berbagai kepercayaan. Ajaran Islam akan merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat sampai menjadi tradisi dan tata cara hidup. Dengan demikian tradisi Islam merupakan akulturasi
06/10/18MENELUSURI TRADISI ISLAM DI NUSANTARAPENULIS 1. REVINA PUTRI ZAKIYA NUR L3. ALLYVIA NANDA K4. NIKEYSHA MICHAELA S5. BINTANG MUHAMMAD TRADISI ISLAM DI NUSANTARATRADISI ISLAM SEBELUM NUSANTARA1. MENGHARGAU PERBEDAAN TRADISIALKUTURASI BUDAYA ISLAMMENGAMBIL HIKMAH DARI TRADISI ISLAM NUSANTARASIKAP MULIA2. MELESTARIKAN TRADISI ISLAMMELESTARIKAN TRADISI ISLAM NUSANTARA3. MENGHORMATI PARA TOKOH YANG BERJASA MENGEMBANGKAN TRADISI ISLAM DI NUSANTARA4. BANGGA SEBAGA BANGSA INDONESIA1TRADISI NUSANTARA SEBELUM ISLAMJauh sebelum islam masuk dan berkembang di nusantara, masyarakat telah memiliki keragaman budaya dan tradisi. masuknya agama Hindu-Budhha ke indonesia tidak menyebabkan tradisi-tradisi musnah, justru semain tumbuh dan berkembang. Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha tidak menghilangkan unsur asli budaya di nusantara1Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha juga tampak pada bidang seni bangunan misalnya pada bentuk candi. Di India, candi merupakan kuil untuk memuja para Dewa dengan bentuk Indonesia candi berfungsi sebagai makam raja atau tempat menyimpan abu jenazah Raja yang telah meninggal. Candi sebagai tanda penghormatan masyarakat terhadap sang antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan ruh nenek moyang di bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya berbentuk punden berundak. Contoh ini dapat dilihat padabangunan candi BUDAYA ISLAMAlkulturasi merupakan proses percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan lain sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpamehilangkan sama sekali ciri budaya sebagai hasil dari proses alkulturasi tersebut tidak bersifat kebendaan atau material, tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat ini kemudian dikenal sebagai budaya Islam. Budaya dalam pandangan islam merupakan sebuah tata nilai dan tradisi yang berkembang di ajaran nilai tersebut merupakan hasil dari pokok-pokok Al-Qur'an dan hadis dalam kehidupan nyata2Islam sesungguhnya membuka diri terhadap budaya-budaya dari luar islam, asalkan sesuai prinsip [rinsip sebagai berikut 1. Tidak melanggar ketentuan hukum halal-haram2. Mendatangkan mashlahat kebaikan dan tidak menimbulkan mafsadat kerusakan.3. sesuai dengan prinsip al-Wala dan al-Bara'ketiga prinsip di atas menjadi pedoman baku bagi umat islam dalam berinteraksi dengan budaya-budaya lain diluar ini adalah seni budaya Nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari ajaran islam 1 Nama-Nama Bulan dalam Penanggalan JawaMasuknya Islam ke Indonesia membawa pengaruh pada sistem penanggalan. Islam menggunakan kalender Hijriah yang berpatokan pada perputaran Seni Bangunan Masjidwujud akulturasi terlihat dalam bangunan masjid kuno, yaitu dilihat dari bentuk bangunan, menara dan letak masjid. Menara berfungsi sebagai tempat menyerukan adzan. Selain itu masjid di Idonesia terletak disebelah barat alun-alun istana atau Seni Ukir dan Kaligrafi Seni ukir yang dimaksud adalah seni ukir hias untuk hiasan masjid banguanan makam di bagian jirat, nisan,cungkupdan tiang cungkup. Kaligrafi Islam sering disebut dengan khat. Kaligrafi sebagai motif hiasan dapat dijumpai di masjid-masjid kuno, seperti ukir-ukirabn yang terdapat pada majid di Seni TariDi beberapa daerah di Indonesia. terdapat bentuk-bentuk tarian yang berkaitan dengan bacaan shalawat. Misalnya pada seni rebana diikuti dengan tari-tarian Zipin, bacaan shalawat dengan menggunakan lagu-lagu Seni MusikKebudayaan Islam kita juga mengenal seni musik berupa rebana, hadrah, kasidah, nasyid dan gambus yang melantunkan lagu-lagu dengan syair islami. Hadrah adalah salah satu jenis alat musik yang bernapaskan Islam. Lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu yang bernuansa Islami, yaitu tentang pujian kepada Allah Swt. dan sanjungan kepada Nabi Muhammad Seni PertunjukanSeni pertunjukan wayang kulit merupakan perpaduan kebudayaan Jawa dan unsur keislaman. Bagi orang Jawa, wayang bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga wejangan nasihat-nasihat karena saratdengan pesan-pesan moral yang menjadi filsafat hidup orang wayang diiringi oleh seperangkat alat musik gamelan. Wayang pada mulanya dibuat dari kulit kerbau, hal ini dimulai pada zaman Raden karya sastra yang sesuai dengan ajaran Islam di antaranya sebagai BabadBabad adalah dongeng yang sengaja diubah sebagai cerita sejarah. Dalam babad, tokoh, tempat, dan peristiwa hampir semua ada daIam sejarah, tetapi penggambarannya dilakukan secara berlebihan. Babad merupakan campuran antara fakta sejarah, mitos dan kepercayaan. Contohnya Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram, Babad Surakarta, Babad Giyanti, dan Babad HikayatHikayat adalah cerita atau dongeng yang biasanya penuh dengan keajaiban dan keanehan. Tidak jarang hikayat berpangkal pada tokoh-tokoh sejarah atau peristiwa yang benar-benar terjadi. Hikayat yang terkenal adalah hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat 1001 malam, Hikayat Bayan Budiman dan SulukSuluk adalah kitab-kitab yang menguraikan soal tasawuf. Kitab suluk sangat rnenarik karena sifatnya pantheisme, yaitu menjelaskan tentang bersatunya manusia dengan Tuhan manunggaling kawulo lan Gusti. Pujangga-pujangga kerajaan dan para wali yang menghasilkan karya-2yang menghasilkan karya-karya sastra jenis suluk adalah seperti di bawah Sunan Bonang mengembangkan ilmu suluk dalam bentuk puisi yang dibukukan dalam Kitab Hamzah Fansuri menghasilkan karya sastra dalam bentuk puisi yang bernafaskan keislaman, misalnya Syair Perahu dan Syair Syekh Yusuf, seorang ulama Makassar yang diangkat sebagai pujangga di kerajaan Banten, berhasil menulis beberapa buku tentang Kesenian DebusKesenian debus difungsikan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah. Debus merupakan seni bela diri untuk memupuk rasa percaya diri dalam menghadapi MELESTARIKANTRADIS ISLAM DI NUSANTARATradisi adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun-temurun oleh masyarakat. Mengingat zaman modern sekarang ini, ada sebagian kelompok yang mengharamkan dan ada sebagian yang menghalalkan. Mereka yang mengharamkan tradisi beralasan pada zaman Rasulullah saw.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud INI ADALAH BEBERAPA TRADISI ATAU BUDAYA YANG DIMAKSUD+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud Halal BihalalHalal bihalal berasal dari bahasa Arab halla atau halal tetapi tradisi halal bi halal itu sendiri adalah tradisi khas bangsa Indonesia, bukan berasal dari Timur Tengah. Halal bihalal sebagai sebuah tradisi khas Islam Indonesia lahir dari sebuah proses sejarah. Tradisi ini digali dari kesadaran batin tokoh-tokoh umat Islam masa lalu untuk membangun hubungan yang harmonis silaturahim antar umat.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Tabot atau TabuikTabot merupakan kesenian khas masyarakat Bengkulu yang biasanya dilakukan di pesisir kota Bengkulu dan jaraknya 3,5 kilo meter dari pusat Kota Bengkulu. Perayaan Tabot ini merupakan peringatan atas gugurnya Husain, cucu Nabi Muhammad SAW di padang Karbala Irak. Tabot dibawa ke Bengkulu oleh bangsa India Manggala pada Tahun 1685.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Kupatan bakdo kupatSyawalan, kupatan, atau bodho bakdo syawal, bodho kupat, merupakan tradisi di kalangan masyarakat Jawa setelah berlebaran hari raya Idul Fitri. Bukan hanya yang bermukim di pulau Jawa saja yang masih mengikut tradisi ini, masyarakat asal Jawa yang tinggal di pulau lain ada juga yang masih memertahankan tradisi syawalan tersebut.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Sekaten di Surakarta dan YogyakartaSekaten merupakan tradisi memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh Keraton Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat Jogja dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat Solo. Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama, bahkan beberapa rangkaian acaranya mengadopsi budaya zaman kerajaan Hindu.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo GrebegGrebeg adalah perayaan rutin yang diadakan masyarakat Jawa untuk memperingati suatu peristiwa penting. Perayaan utamanya diadakan oleh Keraton Surakarta Hadiningrat dan Keraton Yogyakarta Hadiningrat untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Grebeg besar di DemakGrebeg Besar Demak adalah perayaan yang dilakukan setahun sekali pada bulan Zulhijah oleh masyarakat Muslim di Masjid Agung Demak. Bentuk kegiatannya adalah ziarah ke makam para sultan Kesultanan Demak dan ke makam Sunan Kalijaga.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Kerobok Maulid di Kutai dan pawai obor di ManadoDi Wilayah Kedaton Kuta Kartanegara, Provisni Kalimantan Timur, juga dilaksanakan tradisi yang disebut sebagai Kerobok Maulid. Istilah Kerobok Maulid sendiri berasal dari Bahasa Kutai yang mempunyai arti berkerubun atau berkerumun banyak orang. Tradisi Kerobok Maulid bisanya dipusatkan di halaman Masjid Jamiñ€ℱ Hasanuddin, Tenggarong. Tradisi Kerobok Maulid ini diselenggarakan dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Tradisi Rabu Kasan di BangkaTradisi Rabu Kasan dilaksanakan di Kabupaten Bangka setiap tahun, tepatnya pada hari rabu terakhir bulan Safar. Hal ini sesuai dengan namanya, yakni Rabu Kasan berasal dari Kara Rabu Pungkasan terakhir. Upacara Rabu Kasan sebenarnya tidak hanya dilakukan di Bangka saja, tetapi juga di daerah lain, seperti di Bogor Jawa Barat dan Gresik Jawa Timur. Pada dasarnya maksud dari tradisi ini sama, yaitu untuk memohon kepada Allah Swt. agar dijauhkan dari balañ€ℱ musibah dan bencana.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Dugderan di SemarangDugderan merupakan sebuah tradisi yang diadakan untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1881, sejak masa penjajahan memeriahkan dugderan, biasanya muncul pasar tiban. Pasar ini menawarkan berbagai kuliner, pakaian, mainan, termasuk kerajinan tradisional selama seminggu sebelum bulan suci dimulai.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Budaya Tumpengumpeng merupakan sajian wajib dalam berbagai acara syukuran, baik itu menyambut kelahiran seseorang, ulang tahun atau acara seremonial lainnya. Olahan baik nasi putih atau kuning ini membentuk kerucut, menyerupai di Indonesia, khususnya Jawa dan Bali, sangat menyakralkan kedudukan tumpeng sebagai makanan adat. Hal itu karena unsur-unsur Hindu sangat kental dalam setiap upacara yang menyajikan tumpeng.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo you!

Sejarahjuga mencatat nama Jacob Saphir (1822-1886). Saphir merupakan pelancong Yahudi yang singgah di Nusantara selama tujuh pekan, pada pelayarannya menuju Australia, pada 1861. Baca juga: Soekarno, Idul Fitri, dan Kemanunggalan. Pada persinggahan singkatnya, Saphir banyak berjalan-jalan dan mencatat kehidupan orang-orang Yahudi di Nusantara.

1Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara Gambar Wayang kulit Sumber Gambar Kaligrafi Sumber Gambar Menara Kudus Sumber 2‱ Menghargai perbedaan tradisi ‱ Melestarikan tradisi Islam ‱ Menghormati para tokoh yang berjasa mengembangkan tradisi Islam ‱ Bangga sebagai bangsa Indonesia S i k a p M u l i a Mengambil Hikmah dari Tradisi Islam Nusantara Akulturasi Budaya Islam Tradisi Islam Sebelum Nusantara Melestarikan Tradisi Islam Nusantara 3A. Renungkanlah Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki beragam suku, agama, ras, dan bahasa serta budaya. Kekayaan budaya ini tidak terlepas dari faktor sejarah bangsa Indonesia dari masa ke masa. Indonesia pernah mengalami berbagai macam zaman, seperti Hindu-Buddha, Islam, zaman penjajahan, kemerdekaan, sampai masa reformasi sekarang ini. Setiap zaman membawa pengaruh tersendiri bagi pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Nusantara. Perkembangan Islam di Nusantara dari masa ke masa juga menambah khazanah dan kekayaan budaya. Para mubaligh dan penyebar Islam telah berhasil menanamkan akidah Islamiyah di Nusantara. Hal ini sekaligus memunculkan dan menumbuhkan kebudayaan baru. Baik itu budaya sebagai hasil pembauran dengan budaya sebelum Islam, maupun budaya yang lahir karena adanya nilai-nilai Islam. Tradisi Islam di Nusantara ini muncul sebagai akibat ajaran agama yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran Islam akan merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat sampai menjadi tradisi dan tata cara hidup. Sebelum kedatangan Islam masyarakat Nusantara telah memeluk agama Hindu-Buddha, sehingga penduduk Nusantara telah memiliki budaya, tata cara hidup dan adat yang mengakar kuat. Tumbuhnya Islam menyebabkan adanya akulturasi budaya. A.. RRenungkanlahRenungkanng ag A. RenungkanlahRenRenungkanlahRenungkann nungkanlagkanlaha a A. RReRReenungkakanlah A Gambar Alat musik rebana telah ada sejak dahulu, diwariskan secara turun temurun. 4Kekayaan budaya ini harus dilestarikan supaya generasi mendatang juga dapat merasakannya. Sikap positif dalam memandang kekayaan budaya ini perlu dikembangkan. Kekayaan tradisi dan budaya dipandang sebagai warisan leluhur sekaligus merupakan titipan dari generasi mendatang. Upaya pelestarian budaya ini dapat dilakukan dengan selalu menjaganya dari pengaruh negatif budaya luar. Kita harus menyaring budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai kepribadian bangsa dan Islam. Adapun tradisi dan budaya yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan nilai-nilai Islam dapat diterima dan dikembangkan. Tiap-tiap daerah atau provinsi di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang khas. Tradisi dan budaya pada masing-masing daerah tersebut perlu diperkenalkan ke dunia luar sebagai kekayaan budaya bangsa. Hal ini juga dimaksudkan sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan tradisi dan budaya yang telah ada. B. Dialog Islami Saat jam pelajaran berlangsung ... Dialog Islam B. Dialog Islamialog Islaaa o aa B D g B. D aloog s a B. iali Isl mii Gambar 5Annisa “Bu Kiswati, saya mau bertanya.” Bu Kiswati “Silakan, Annisa.” Annisa “Bagaimana sikap kita terhadap tradisi atau budaya asing yang masuk ke Indonesia?” Bu Kiswati “Pertanyaanmu bagus, Annisa. Selama budaya asing tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa dan syariat Islam maka kita boleh menerimanya.” Annisa “Oh begitu, berarti kita harus waspada terhadap budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia, Bu Kiswati?” Bu Kiswati “Iya benar, Annisa. Ada yang mau bertanya lagi?” Hanan “Saya, Bu Kiswati. Tolong dijelaskan mengenai kesenian Debus, Bu! “ Bu Kiswati “Debus merupakan seni bela diri untuk memupuk rasa percaya diri dalam menghadapi musuh. Kesenian ini berasal dari Jawa Barat. “ Hanan “Terima kasih, Bu Kiswati” Bu Kiswati “Sekarang, ibu mau tanya. “Apa yang kalian ketahui dari Tari Saman?” Hanan “Saya, Bu Kiswati. Tari Saman adalah tari khas dari Aceh. Nama lain Tari Saman adalah Tari Seudati.“ Bu Kiswati “Bagus, Hanan. Jawabanmu benar.” C. Mutiara Khazanah Islam 1. Tradisi Nusantara Sebelum Islam Gambar Sumber com utiara Khazanahara Khazanah Islaah Islam utiara Khaza Mut Mutiara Khazan . tiara Kha C. Mutiara Khazanah Islam.. utiara Khazanah Islara Khazanah Islam C. Mutiara Khauttiara aa aazaa aa slaa C. M iara Khai zanah Islam 6Gambar Sumber Gambar Sumber Jauh sebelum Islam masuk dan berkembang di Nusantara, masyarakat telah memiliki keragaman budaya dan tradisi. Bahkan sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia masyarakat telah memiliki kepercayaan kepada benda-benda alam dan ruh nenek moyang. Kepercayaan kepada benda-benda alam dan ruh nenek moyang ini berpengaruh pada pola kehidupan masyarakat. Banyak upacara ritual dilakukan sebelum melakukan kegiatan tertentu. Misalnya ritual sebelum melaksanakan hajatan, kelahiran, perkawinan, kematian dan lain sebagainya. Tradisi ini mereka lakukan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mereka patuh menjalankan tradisi tersebut karena beranggapan jika terjadi pelanggaran akan mendapat kutukan dari arwah nenek moyang yang akibatnya akan mendatangkan bencana di tengah-tengah masyarakat. Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia tidak menyebabkan tradisi-tradisi ter-sebut musnah, justru semakin tumbuh dan berkembang. Hal ini dikarenakan pengaruh agama Hindu-Buddha menyesuaikan Aktivitas Siswa 1 Amati dan cermatilah Gambar , Gambar 11,7 dan Gambar 11,8 kemudian diskusikan dan tulislah komentar atau pertanyaan yang terkait dengan gambar tersebut. Gambar Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha pada seni bangunan candi. Sumber 7dengan tradisi-tradisi di masya-rakat. Bentuk penyesuaiannya adalah dengan mengubah cara-cara upacara ritual sehingga sesuai dengan nilai-nilai ajaran Hindu-Buddha. Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha dari India ke Nusantara melalui proses penyesuaian dengan kondisi kehidupan masyarakat. Tentu saja penyesuaian ini tanpa menghilangkan unsur asli budaya di Nusantara. Di antara pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam kebudayaan Indonesia, misalnya tampak pada seni rupa dan seni ukir. Di bidang seni rupa dan seni ukir ini terlihat pada relief atau seni ukir pada dinding-dinding candi. Sebagai contoh, pada relief Candi Borobudur tampak adanya perahu bercadik yang merupakan gambaran pelaut nenek moyang bangsa Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan riwayat sang Buddha sekaligus ada gambaran lingkungan alam Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha juga tampak pada bidang seni bangunan, misalnya pada bentuk bangunan candi. Di India, candi merupakan kuil untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa. Sedangkan di Indonesia, candi selain sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau untuk tempat menyimpan abu jenazah raja yang telah meninggal. Candi ini sebagai tanda penghormatan masyarakat terhadap sang raja. Di atas makam sang raja biasanya didirikan patung raja yang mirip dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai perpaduaan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan ruh nenek moyang di Indonesia. Sehingga, bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat pemujaan ruh nenek moyang. Contoh ini dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur. 2. Akulturasi Budaya Islam Akulturasi merupakan proses percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpa menghilangkan sama sekali ciri khas masing-masing kebudayaan lama. Kedatangan ajaran Islam di Nusantara juga mengalami proses akulturasi dengan kebudayaan Nusantara saat itu. Aktivitas Siswa 2 ‱ Bacalah materi “Akulturasi Budaya Islam”! ‱ Secara berkelompok buatlah presentasinya! ‱ Paparkan hasilnya kepada kelompok lain untuk dibandingkan dan saling melengkapi! 8Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan atau material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia. Budaya ini kemudian dikenal dengan istilah budaya Islam. Budaya Islam adalah segala macam bentuk cipta, rasa, dan karsa yang berasal dan berkembang dalam masyarakat serta telah mendapat pengaruh dari Islam. Budaya dalam pandangan Islam adalah sebuah tata nilai dan tradisi yang berkembang dari ajaran Islam. Tata nilai tersebut merupakan hasil penterjemahan dari pokok-pokok ajaran BM2VSɧÁO dan hadis dalam kehidupan nyata. Sedangkan yang dimaksud dengan tradisi Islam adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat, dan di dalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam. Islam sesungguhnya membuka diri terhadap budaya-budaya dari luar Islam. Islam mempersilakan siapapun untuk berpendapat, mengemukakan ide dan gagasan, ataupun menciptakan budaya-budaya tertentu, asalkan sesuai prinsip-prinsip sebagai berikut. a. Tidak melanggar ketentuan hukum halal-haram. b. Mendatangkan mashlahat ke-baikan dan tidak menimbulkan mafsadat kerusakan. c. Sesuai dengan prinsip al-Wala` kecintaan yang hanya kepada Allah Swt. dan apa saja yang dicintai Allah Swt. dan al-Bara` berlepas diri dan membenci dari apa saja yang dibenci oleh Allah Swt.. Ketiga prinsip di atas menjadi pedoman baku bagi umat Islam dalam berinteraksi dengan budaya-budaya lain di luar Islam. Berlandaskan ketiga prinsip tersebut akan lahir sebuah kebudayaan Islam yang memiliki ciri khusus, yaitu budaya yang berasaskan tauhid kepada Allah Swt. Kita dipersilakan untuk berinteraksi maupun mengambil manfaat dari budaya bangsa-bangsa lain, selama ketiga prinsip di atas tidak dilanggar. Kesenian termasuk dalam unsur kebudayaan, sebab perwujudan dari kebudayaan tidak terlepas dari hasil olah pikir dan perilaku manusia lewat bahasa, pergaulan, dan organisasi sosial. Kesenian merupakan salah satu media paling mudah diterima dalam penyebaran Islam. Salah satu buktinya adalah penyebaran Islam dengan menggunakan media wayang kulit dan gamelan seperti yang dilakukan Sunan Kalijaga. Gambar Penyebaran Islam dengan media wayang kulit 9Berikut ini adalah seni budaya Nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari ajaran Islam. 1 Nama-Nama Bulan dalam Jawa Masuknya Islam ke Indonesia, membawa pengaruh pada sistem penanggalan. Islam menggunakan kalender Hijriah yang berpatokan pada perputaran bulan. Bentuk akulturasi antara penanggalan Islam dengan penanggalan Jawa dapat terlihat pada penamaan bulan sebagai berikut No Nama Bulan dalam Islam Nama Bulan dalam Jawa 1 Muharram Sura 2 Safar Sapar 3 Rabiul awwal Mulud 4 Rabiul akhir Bakda mulud 5 Jumadil awal Jumadil awal 6 Jumadil akhir Jumadil akhir 7 Rajab Rejeb 8 Sya’ban Ruwah 9 Ramadhan Pasa 10 Syawal Syawal 11 Zulqaidah Apit 12 Zulhijjah Besar 2 Seni Bangunan Masjid Wujud akulturasi terlihat dalam bangunan masjid kuno, yaitu dilihat dari bentuk bangunan, menara dan letak masjid. Kebanyakan bentuk bangunan masjid di Indonesia terutama di Jawa berbentuk seperti pendopo yang berbentuk bujur sangkar. Selain itu atap masjid berbentuk tumpang. Atap tersebut Gambar Model masjid sebagai bentuk akulturasi budaya 10tersusun ke atas semakin kecil dan tingkat teratas disebut dengan limas. Jumlah tumpang biasanya gasal. Bentuk masjid seperti ini disebut dengan meru. Bentuk tumpang ini merupakan akulturasi dengan Hindu, di mana pura milik orang Hindu berbentuk tumpang. Bentuk atap ini sangat berbeda dengan masjid-masjid di Timur Tengah. Menara berfungsi sebagai tempat menyerukan azan. Bentuk akulturasi ini terlihat pada menara Masjid Kudus yang terbuat dari terakota yang tersusun seperti candi, sedangkan di Banten bentuk menara menyerupai mercusuar di Eropa. Selain bentuk masjid dan menara, letak masjid juga memiliki ciri khusus. Kebanyakan masjid di Indonesia terletak di sebelah barat alun-alun istana atau keraton. Selain itu masjid juga diletakkan dekat dengan makam, terutama makam raja-raja. 3 Seni Ukir dan Kaligrafi Seni ukir yang dimaksud adalah seni ukir hias untuk hiasan masjid, bangunan makam di bagian jirat, nisan, cungkup dan tiang cungkup. Seni ukir hias ini antara lain berupa dedaunan, motif bunga teratai, bukit-bukti karang, panomara alam, dan ukiran kaligrafi. Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan merangkaikan huruf-huruf Arab atau ayat suci BM2VSɧÁO, hadis, asma Allah Swt., shalawat maupun kata-kata hikmah sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Kaligrafi Islam sering disebut dengan istilah khat. Kaligrafi sebagai motif hiasan dapat dijumpai di masjid-masjid kuno, seperti ukir-ukiran yang terdapat pada masjid di Jepara dan sekitarnya. Bahkan masjid-masjid sekarang juga banyak dijumpai tulisan kaligrafi, seperti pada bagian dalam dan luar masjid, dinding, mimbar bahkan di tiang-tiangnya. 4 Seni Tari Di beberapa daerah di Indonesia terdapat bentuk-bentuk tarian yang berkaitan dengan bacaan shalawat. Misalnya pada seni rebana diikuti dengan tari-tarian Zipin, bacaan shalawat dengan menggunakan lagu-lagu tertentu. Tari Zipin adalah sebuah tarian yang mengiringi musik qasidah dan gambus. Tari Zipin diperagakan dengan gerak tubuh yang indah dan lincah. Musik yang yang mengiringinya berirama padang pasir atau daerah Timur Tengah. Tari Zipin biasa dipentaskan pada upacara atau perayaan tertentu misalnya khitanan, pernikahan dan peringatan hari besar Islam lainnya. Disamping Tari Zipin, ada Tari Seudati dari Aceh. Tarian ini sering disebut tari Saman. Seudati berasal dari kata Syaidati yang berarti permainan orang-orang besar. Disebut sebagai Tari Saman karena mula-mula permainan ini dimainkan oleh delapan orang. Saman berasal dari bahasa Arab yang artinya delapan. Dalam tari Seudati para penari menyanyikan lagu tertentu yang berupa shalawat. 115 Seni Musik Kebudayaan Islam kita juga mengenal seni musik berupa rebana, hadrah, qasidah, nasyid dan gambus yang melantunkan lagu-lagu dengan syair Islami. Hadrah adalah salah satu jenis alat musik yang bernafaskan Islam. Seni suara yang diiringi dengan rebana perkusi dari kulit hewan sebagai alat musiknya. Sedang lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu yang bernuansa Islami yaitu tentang pujian kepada Allah Swt. dan sanjungan kepada Nabi Muhammad saw. Pada zaman sekarang kesenian hadrah biasanya hadir ketika acara pernikahan, akikahan atau sunatan. Qasidah artinya suatu jenis seni suara yang menampilkan nasihat-nasihat keislaman. Lagu dan syairnya banyak mengandung dakwah Islamiyah yang berupa nasihat-nasihat, shalawat kepada Nabi dan doa-doa. Biasanya qasidah diiringi dengan musik rebana. Sejarah pertama kali penggunaan musik rebana adalah ketika Rasulullah saw. hijrah dari Mekah menuju Madinah. Sesampainya di Madinah Rasulullah saw. disambut dengan meriah di Madinah dengan lantunan musik rebana. 6 Seni Pertunjukan Seni pertunjukkan wayang kulit merupakan perpaduan kebudayaan Jawa dengan unsur keislaman. Bagi orang Jawa, wayang bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga wejangan nasihat-nasihat karena sarat dengan pesan-pesan moral yang menjadi filsafat hidup orang Jawa. Pertunjukan wayang diiringi oleh seperangkat alat musik gamelan. Wayang pada mulanya dibuat dari kulit kerbau, hal ini dimulai pada zaman Raden Patah. Dahulunya lukisan seperti bentuk manusia, kemudian para wali mengubah bentuknya. Dari yang semula lukisan wajahnya menghadap lurus kemudian agak dimiringkan. Sumber cerita dalam mementaskan wayang diilhami dari Kitab Ramayana dan Mahabarata. Tentunya para Wali mengubahnya menjadi cerita-cerita keislaman, sehingga tidak ada unsur kemusyrikan di dalamnya. Salah satu lakon yang terkenal dalam pewayangan ini adalah Jimas Kalimasada yang dalam Islam diterjemahkan menjadi Jimad Kalimat Syahadat. Gambar Melantunkan salawat dengan musik rebana Sumber 127 Seni Sastra Seni sastra yang berkembang pada zaman Islam umumnya berkembang di daerah sekitar Selat Malaka daerah Melayu dan di Jawa. Ditinjau dari corak dan isinya, kesusastraan zaman Islam dibagi menjadi beberapa jenis. Meskipun pembagian itu tidak dapat dilakukan secara tegas sebab sering terjadi suatu naskah dapat dimasukkan ke dalam dua golongan sekaligus. Jenis-jenis karya sastra yang sesuai dengan ajaran Islam di antaranya sebagai berikut. a Babad Babad adalah dongeng yang sengaja diubah sebagai cerita sejarah. Dalam babad, tokoh, tempat, dan peristiwa hampir semua ada daIam sejarah, tetapi penggambarannya dilakukan secara berlebihan. Babad merupakan campuran antara fakta sejarah, mitos dan kepercayaan. Contohnya Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram, Babad Surakarta, Babad Giyanti, dan Babad Pakepung. Di daerah Melayu, babad dikenal dengan nama sejarah sarasilah silsilah atau tambo, yang juga diberi judul hikayat. Contohnya Tambo Minangkabau, Hikayat Raja-raja Pasai, dan Hikayat Sarasilah Perak. b Hikayat Hikayat adalah cerita atau dongeng yang biasanya penuh dengan keajaiban dan keanehan. Tidak jarang hikayat berpangkal pada tokoh-tokoh sejarah atau peristiwa yang benar-benar terjadi. Di antara hikayat yang terkenal adalah hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat 1001 malam, Hikayat Bayan Budiman dan lain-lain. c Suluk Suluk adalah kitab-kitab yang menguraikan soal tasawuf. Kitab suluk sangat rnenarik karena sifatnya pantheisme, yaitu menjelaskan tentang bersatunya manusia dengan Tuhan manunggaling kawulo lan Gusti. Pujangga-pujangga kerajaan dan para wali yang menghasilkan karya-karya sastra jenis suluk adalah seperti di bawah ini. a Sunan Bonang mengembangkan ilmu suluk dalam bentuk puisi yang dibukukan dalam Kitab Bonang. b Hamzah Fansuri menghasilkan karya sastra dalam bentuk puisi yang bernafaskan keislaman, misalnya Syair Perahu dan Syair Dagang. c Syekh Yusuf, seorang ulama Makassar yang diangkat sebagai pujangga di kerajaan Banten, berhasil menulis beberapa buku tentang tasawuf. 138 Kesenian Debus Kesenian debus difungsikan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah. Debus merupakan seni bela diri untuk memupuk rasa percaya diri dalam menghadapi musuh. Kesenian ini mempertunjukkan aksi kekebalan tubuh terhadap benda-benda tajam. Filosofi dari kesenian ini adalah kepasrahan kepada Allah Swt. yang menyebabkan mereka memiliki kekuatan untuk menghadapi bahaya. 3. Melestarikan Tradisi Islam di Nusantara Tradisi adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa sebelum Islam datang, masyarakat Nusantara sudah mengenal berbagai kepercayaan dan memiliki beragam tradisi lokal. Melalui kehadiran Islam maka kepercayaan dan tradisi di Nusantara tersebut membaur dan dipengaruhi nilai-nilai Islam. Karenanya muncullah tradisi Islam Nusantara sebagai bentuk akulturasi antara ajaran Islam dengan tradisi lokal Nusantara. Tradisi Islam di Nusantara digunakan sebagai metode dakwah para ulama zaman itu. Para ulama tidak memusnahkan secara total tradisi yang telah ada di masyarakat. Mereka memasukkan ajaran-ajaran Islam ke dalam tradisi tersebut, dengan harapan masyarakat tidak merasa kehilangan adat dan ajaran Islam dapat diterima. Seni budaya, adat, dan tradisi yang bernapaskan Islam tumbuh dan berkembang di Nusantara. Tradisi ini sangat bermanfaat bagi penyebaran Islam di Nusantara. Untuk itulah, kita sebagai generasi muda Islam harus mampu merawat, melestarikan, mengembangkan dan menghargai hasil karya para ulama terdahulu. Mengingat zaman modern sekarang ini ada sebagian kelompok yang mengharamkan dan ada sebagian yang menghalalkan. Mereka yang mengharamkan beralasan pada zaman Rasulullah saw. tidak pernah ada. Mereka yang membolehkan dengan dasar bahwa tradisi tersebut digunakan sebagai sarana dakwah dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Kita sebagai generasi penerus Islam kita harus bijaksana dalam menyikapi tradisi tersebut. Memang harus diakui ada tradisi-tradisi lokal yang tidak sesuai dengan Islam. Tradisi Aktivitas Siswa 3 a Bacalah materi “Melestarikan Tradisi Islam di Nusantara” b Secara berkelompok buatlah ringkasannya! c Presentasikan hasilnya kepada kelompok lain untuk dibandingkan dan saling melengkapi ! 14seperti ini harus kita tolak, dan buang supaya tidak ditiru oleh generasi berikutnya. Para ulama dan wali pada zaman dahulu tentu telah mempertimbangkan tradisi-tradisi tersebut dengan sangat matang baik dari segi madharat-mafsadat maupun halal-haramnya. Mereka sangat paham hukum agama, sehingga tidak mungkin mereka menciptakan tradisi tanpa pertimbangan-pertimbangan tersebut. Banyak sekali tradisi atau budaya Islam yang berkembang hingga saat ini. Semuanya mencerminkan kekhasan daerah atau tempat masing-masing. Berikut ini adalah beberapa tradisi atau budaya Islam dimaksud. a. Hal±l Bihalal Halal bihalal dilakukan pada Bulan Syawal, berupa acara saling bermaaf-maafan. Setelah umat Islam selesai puasa ramadhan sebulan penuh maka dosa-dosanya telah diampuni oleh Allah Swt. Namun, dosa kepada sesama manusia belum akan diampuni Allah Swt. jika belum mendapat kehalalan atau dimaafkan oleh orang tersebut. Oleh karena itu tradisi halal bihalal dilakukan dalam rangka saling memaafkan atas dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan agar kembali kepada fitrah kesucian. Tradisi ini erat kaitannya dengan perayaan Idul Fitri. Tujuan halal bihalal selain saling bermaafan adalah untuk menjalin tali silaturahim dan mempererat tali persaudaraan. Sampai saat ini tradisi ini masih dilakukan di semua lapisan masyarakat. Mulai keluarga, tingkat RT sampai istana kepresidenan. Bahkan acara halal bihalal sudah menjadi tradisi nasional yang bernafaskan Islam. Istilah halal bihalal berasal dari bahasa Arab halla atau halal tetapi tradisi halal bi halal itu sendiri adalah tradisi khas bangsa Indonesia, bukan berasal dari Timur Tengah. Bahkan bisa jadi ketika arti kata ini ditanyakan kepada orang Arab, mereka akan kebingungan dalam menjawabnya. Halal bihalal sebagai sebuah tradisi khas Islam Indonesia lahir dari sebuah proses sejarah. Tradisi ini digali dari kesadaran batin tokoh-tokoh umat Islam masa lalu untuk membangun hubungan yang harmonis silaturahim antar umat. Dengan acara halal bihalal, pemimpin agama, tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah akan berkumpul, Gambar Tradisi halal bihalal dilakukan dalam rangka saling memaafkan 15saling berinteraksi dan saling bertukar informasi. Dari komunikasi ini akan mempererat kekeluargaan dan dapat menyelesaikan berbagai masalah yang ada. Pada acara halal bihalal semua orang mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. Hal ini mengandung maksud bahwa ketika secara lahir telah memaafkan yang ditandai dengan berjabat tangan atau mengucapkan kata maaf, maka batinnya juga harus dengan tulus memaafkan dan tidak lagi tersisa rasa dendam dan sakit hati. b. Tabot atau Tabuik Tabot atau Tabuik, adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian Hasan dan Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad saw. Kedua cucu Rasulullah saw. ini gugur dalam peperangan di Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah 681 M. Perayaan di Bengkulu pertama kali dilaksanakan oleh Syaikh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada tahun 1685. Syaikh Burhanuddin menikah dengan wanita Bengkulu kemudian keturunannya disebut sebagai keluarga Tabot. Upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram berdasar kalendar Islam setiap tahun. Istilah Tabot berasal dari kata Arab, “tabut”, yang secara harfiah berarti kotak kayu atau peti. Tidak ada catatan tertulis sejak kapan upacara Tabot mulai dikenal di Bengkulu. Namun, diduga kuat tradisi ini dibawa oleh para tukang yang membangun Benteng Marlborought 1718-1719 di Bengkulu. Para tukang bangunan tersebut, didatangkan oleh Inggris dari Madras dan Bengali di bagian selatan India. c. Kupatan Bakdo Kupat Di Pulau Jawa bahkan sudah berkembang ke daerah-daerah lain terdapat tradisi kupatan. Tradisi membuat kupat ini biasanya dilakukan seminggu setelah hari raya Idul Fitri. Biasanya masyarakat berkumpul di suatu tempat seperti mushala dan masjid untuk mengadakan selamatan dengan hidangan yang didominasi kupat ketupat. Kupat merupakan makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus anyaman longsong dari janur kuning daun kelapa yang masih muda. Sampai saat ini ketupat menjadi maskot Hari Raya Idul Fitri. Ketupat memang sebagai makanan khas lebaran. Makanan itu ternyata bukan sekadar sajian pada hari kemenangan, tetapi punya makna mendalam dalam tradisi Jawa. Oleh para Wali, tradisi membuat kupat itu dijadikan sebagai sarana untuk syiar agama. Oleh sebagian besar masyarakat, kupat juga menjadi singkatan atau di-jarwo dhosok-kan menjadi rangkaian kata yang sesuai dengan momennya yaitu Lebaran. Kupat adalah singkatan dari ngaku lepat mengakui kesalahan dan menjadi simbol untuk saling memaafkan. 16d. Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta Tradisi Sekaten dilaksanakan setiap tahun di Keraton Surakarta Jawa Tengah dan Keraton Yogyakarta. Tradisi ini dilaksanakan dan dilestarikan sebagai wujud mengenang jasa-jasa para Walisongo yang telah berhasil menyebarkan Islam di tanah Jawa. Peringatan yang lazim dinamai Maulud Nabi itu, oleh para wali disebut Sekaten, yang berasal dari kata Syahadatain dua kalimat Syahadat. Tradisi ini sebagai sarana penyebaran agama Islam yang pada mulanya dilakukan oleh Sunan Bonang. Dahulu setiap kali Sunan Bonang membunyikan gamelan diselingi dengan lagu-lagu yang berisi ajaran agama Islam serta setiap pergantian pukulan gamelan diselingi dengan membaca syahadatain. Jadi, Sekaten diadakan untuk melestarikan tradisi para wali dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. Sebagai tuntunan bagi umat manusia, diharapkan masyarakat yang datang ke Sekaten juga mempunyai motivasi untuk mendapatkan berkah dan meneladani Nabi Muhammad saw. Dalam upacara Sekaten tersebut disuguhkan gamelan pusaka peninggalan dinasti Majapahit yang telah dibawa ke Demak. Suguhan ini sebagai pertanda bahwa dalam berdakwah para wali mengemasnya dengan menjalin kedekatan kepada msyarakat. e. Grebeg Tradisi untuk mengiringi para raja atau pembesar kerajaan. Grebeg pertama kali diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta oleh Sultan Hamengkubuwana ke-1. Grebeg dilaksanakan saat Sultan memiliki hajat dalem berupa menikahkan putra mahkotanya. Grebek di Yogyakarta di selenggarakan 3 tahun sekali yaitu pertama grebek pasa-syawal diadakan setiap tanggal 1 Syawal bertujuan untuk menghormati Bulan Ramadhan dan Lailatul Qadr, kedua grebeg besar, diadakan setiap tanggal 10 dzulhijjah untuk merayakan hari raya Gambar Ketupat merupakan makanan khas lebaran 17kurban dan ketiga grebeg maulud setiap tanggal 12 Rabiul awwal untuk memperingati hari Maulid Nabi Muhammad saw. Selain kota Yogyakarta yang menyelenggarakan pesta grebeg adalah kota Solo, Cirebon dan Demak. f. Grebeg Besar di Demak Tradisi Grebeg Besar merupakan upacara tradisional yang setiap tahun dilaksanakan di Kabupaten Demak Jawa Tengah. Tradisi ini dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah bertepatan dengan datangnya Hari Raya Idul Adha atau Idul Kurban. Tradisi ini cukup menarik karena Demak merupakan pusat perjuangan Walisongo dalam dakwah. Pada awalnya Grebeg Besar dilakukan tanggal 10 Dzulhijjah tahun 1428 Caka dan dimaksudkan sekaligus untuk memperingati genap 40 hari peresmian penyempurnaan Masjid Agung Demak. Mesjid ini didirikan oleh Walisongo pada tahun 1399 Caka, bertepatan 1477 Masehi. Tahun berdirinya masjid ini tertulis pada bagian Candrasengkala “Lawang Trus Gunaning Janmo”. Pada tahun 1428 tertulis dalam Caka tersebut Sunan Giri meresmikan penyempurnaan masjid Demak. Tanpa diduga pengunjung yang hadir sangat banyak. Kesempatan ini kemudian digunakan para Wali untuk melakukan dakwah Islam. Jadi, tujuan semula Grebeg Besar adalah untuk merayakan Hari Raya Kurban dan memperingati peresmian Masjid Demak. g. Kerobok Maulid di Kutai dan Pawai Obor di Manado Di kawasan Kedaton Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, juga diselenggarakan tradisi yang dinamakan Kerobok Maulid. Istilah Kerobok berasal dari Bahasa Kutai yang artinya berkerubun atau berkerumun oleh orang banyak. Tradisi Kerobok Maulid dipusatkan di halaman Masjid Jami’ Hasanuddin, Tenggarong. Tradisi ini dilaksanakan dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw., tanggal 12 Rabiul Awwal. Kegiatan Kerobok Maulid ini diawali dengan pembacaan Barzanji di Masjid Jami’ Hasanudin Tenggarong. Kemudian dari Keraton Sultan Kutai, puluhan prajurit Kesultanan akan keluar dengan membawa usung-usungan yang berisi kue tradisional, puluhan bakul Sinto atau bunga rampai dan Astagona. Usung-usungan ini kemudian dibawa berkeliling antara Keraton dan Kedaton Sultan dan berakhir di Masjid Jami’ Hasanuddin. Kedatangan prajurit keraton dengan membawa Sinto, Astagona dan kue-kue di Masjid Hasanudin ini akan disambut dengan pembacaan Asrakal yang kemudian membagi-bagikannya kepada warga masyarakat yang ada di dalam Masjid. Akhir dari upacara Kerobok ini ditandai dengan penyampaian hikmah maulid oleh seorang ulama. 18Lain di Kutai lain pula di Manado. Untuk memperingati Maulid nabi Muhammad saw. warga muslim di Kota Manado, Sulawesi Utara, menggelar tradisi pawai obor. Obor yang dibawa berpawai oleh ribuan warga membuat jalan-jalan di Kota Manado terang. Bagi warga muslim setempat pawai obor sudah jadi tradisi dan dilaksanakan turun-temurun sebagai simbol penerangan. Lebih lanjut simbol penerangan itu bermakna bahwa kelahiran Nabi Muhammad saw. adalah membawa ajaran yang menjadi cahaya penerang iman saat manusia hidup dalam kegelapan dan kemusyrikan. h. Tradisi Rabu Kasan di Bangka Tradisi Rabu Kasan dilaksanakan di Kabupaten Bangka setiap tahun, tepatnya pada hari rabu terakhir bulan Safar. Hal ini sesuai dengan namanya, yakni Rabu Kasan berasal dari Kara Rabu Pungkasan terakhir. Upacara Rabu Kasan sebenarnya tidak hanya dilakukan di Bangka saja, tetapi juga di daerah lain, seperti di Bogor Jawa Barat dan Gresik Jawa Timur. Pada dasarnya maksud dari tradisi ini sama, yaitu untuk memohon kepada Allah Swt. agar dijauhkan dari bala’ musibah dan bencana. Di Kabupaten Bangka, tradisi ini dipusatkan di desa Air Anyer, Kecamatan Merawang. Sehari sebelum upacara Rabu Kasan di Bangka diadakan, semua penduduk telah menyiapkan segala keperluan upacara tersebut seperti ketupat tolak balak, air wafak, dan makanan untuk dimakan bersama pada hari Rabu esok hari. Tepat pada hari Rabu Kasan, kira-kira pukul WIB semua penduduk telah hadir di tempat upacara dengan membawa makanan dan ketupat tolak bala sebanyak jumlah keluarga masing-masing. Gambar Pawai obor Sumber 19Acara diawali dengan berdirinya seseorang di depan pintu masjid dan menghadap keluar lalu mengumandangkan adzan. Lalu disusul dengan pembacaan doa bersama-sama. Selesai berdoa semua yang hadir menarik atau melepaskan anyaman ketupat tolak balak yang telah tersedia tadi, satu persatu menurut jumlah yang dibawa sambil menyebut nama keluarganya masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan acara makan bersama. Setelah itu, masing-masing pergi mengambil air wafak yang telah disediakan untuk semua angngota keluarganya. Setelah selesai acara ini mereka pulang dan bersilahturahmi ke rumah tetangga atau keluarganya. i. Dugderan di Semarang Tradisi dugderan merupakan tradisi khas yang dilakukan oleh masyarakat Semarang, Jawa Tengah. Tradisi Dugderan dilakukan untuk menyambut datangnya bulan puasa. Dugderan biasanya diawali dengan pemberangkatan peserta karnaval dari Balaikota Semarang. Ritual dugderan akan dilaksanakan setelah shalat Asar yang diawali dengan musyawarah untuk menentukan awal bulan Ramadan yang diikuti oleh para ulama. Hasil musyawarah itu kemudian diumumkan kepada khalayak. Sebagai tanda dimulainya berpuasa dilakukan pemukulan bedug. Hasil musyawarah ulama yang telah dibacakan itu kemudian diserahkan kepada Kanjeng Gubernur Jawa Tengah. Setelah itu Kanjeng Bupati Semarang Walikota Semarang dan Gubernur bersama-sama memukul bedug kemudian diakhiri dengan doa. j. Budaya Tumpeng Tumpeng adalah cara penyajian nasi beserta lauk-pauknya dalam bentuk kerucut. Nasi tumpeng umumnya berupa nasi kuning, atau nasi uduk. Cara penyajian nasi ini khas Jawa atau masyarakat Betawi keturunan Jawa, dan biasanya dibuat pada saat kenduri atau perayaan suatu kejadian penting. Meskipun demikian, budaya tumpeng sudah menjadi tradisi nasional bangsa Indonesia. Tumpeng biasa disajikan di atas tampah wadah tradisional dan dialasi daun pisang. Ada tradisi tidak tertulis yang menganjurkan bahwa pucuk dari kerucut tumpeng dihidangkan bagi orang yang dituakan dari orang-orang yang hadir. Ini dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang tersebut. Saat ini budaya tumpeng sudah menjadi tradisi nasional bangsa Indonesia. 20D. Refleksi Akhlak Mulia Kalian sekarang menjadi cukup mengerti mengenai “Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara”. Terkait dengan materi ini, lakukan refleksi diri. Tanggapilah pernyataan-pernyataan berikut, sesuai dengan apa yang kamu rasakan dengan cara memberi tanda silang pada gambar yang sesuai. && = Sangat Yakin & = Yakin ' = Tidak Yakin 1. Saya berusaha menghormati, menghargai dan melestarikan tradisi Islam Nusantara sebagai warisan budaya yang sangat berharga. && & ' 2. Saya menjadikan para ulama dan wali sebagai teladan dalam pengembangan tradisi Islam Nusantara. && & ' 3. Saya menolak semua budaya yang ada di Nusantara karena tidak ada di zaman Rasulullah saw. && & ' D. Refleksi Akhlak Mulia D. Refleksi Akhlak MuliaRe eks Akhlak Muliaa a D Re e A la Mu ia D. Re eks 21E. Kisah Teladanssa eladaladaadan E. ssa Te adlada E. Kisah Teladan E E sa E. KiKisah E Ki h TTeellaaddaan Aktivitas Siswa 4 a. Membaca kisah teladan berikut. b. Berdiskusi dan bekerja sama untuk menceritakan kembali secara langsung atau disajikan dengan bentuk sosiodrama. c. Menyimpulkan dan menyampaikan pelajaran yang dapat dipetik dari kisah berikut. 4. Saya mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam sebuah kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar. && & ' 5. Saya mengembangkan budaya Islam supaya sesuai dengan perkembangan zaman. && & ' Tanggung Jawab Seorang Pemimpin Hari kedua dilantik menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz menyampaikan khutbah umum. Di ujung khutbahnya, beliau berkata “Wahai manusia, tiada nabi selepas Muhammad saw. dan tiada kitab selepas BM2VSɧÁO, aku bukan penentu hukum malah aku pelaksana hukum Allah Swt., aku bukan ahli bid’ah malah aku seorang yang mengikut sunnah, aku bukan orang yang paling baik di kalangan kamu sedangkan aku hanya orang yang paling berat tanggungannya di kalangan kamu, aku mengucapkan ucapan ini sedangkan aku tahu 22aku adalah orang yang paling banyak dosa di sisi Allah Swt.” Beliau kemudian duduk dan menangis “Alangkah besarnya ujian Allah Swt. kepadaku” sambung Umar Ibn Abdul Aziz. Beliau pulang ke rumah dan menangis sehingga ditegur isteri “Apa yang Amirul Mukminin tangiskan?” Beliau mejawab “Wahai isteriku, aku telah diuji oleh Allah dengan jabatan ini dan aku sedang teringat kepada orang-orang yang miskin, ibu-ibu yang janda, anaknya banyak, rezekinya sedikit, aku teringat orang-orang dalam tawanan, para fuqara’ kaum muslimin. Aku tahu mereka semua ini akan menuntutku di akhirat kelak dan aku takut aku tidak dapat menjawab hujjah-hujjah mereka, karena aku tahu yang menjadi pembela di pihak mereka adalah Rasulullah saw.’’ Isterinya juga turut mengalir air mata. Umar Ibn Abdul Aziz mulai memerintah pada usia 36 tahun, memerintah dalam kurun waktu 2 tahun 5 bulan 5 hari. Pemerintahan beliau sangat menakjubkan. Pada waktu inilah dikatakan tiada satu pun umat Islam yang layak menerima zakat sehingga harta zakat yang menggunung itu terpaksa ditawar-tawarkan kepada siapa saja membutuhkan. Sumber F. Rangkuman 1. Sebelum tradisi Islam ada di Indonesia, sebelumnya telah ada tradisi Hindu-Buddha, sehingga pada akhirnya terjadi akulturasi di antara keduanya. 2. Di antara pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam kebudayaan Indonesia, misalnya tampak pada seni rupa dan seni ukir. 3. Seni Islam yang berkembang di Nusantara adalah seni arsitektur, seni ukir, kaligrafi, seni tari, seni musik/suara, seni pertunjukan, dan seni sastra. 4. Tradisi atau budaya Islam yang berkembang di Nusantara, seperti Halal Bihalal, Tabot atau Tabuik, Kupatan, Sekaten, Grebeg, Grebeg Besar, Kerobok Maulid, Tradisi Rabu Kasan, Dugderan, Tumpeng, dan lainnya. 5. Umat Islam atau generasi muda dapat menjaga kelestarian tradisi Islam dengan cara melanjutkan keberadaannya atau mengembangkannya agar sesuai dengan perkembangan zaman. Rangkuman Rang uma Raangkumana F. RangkumanRangkumanRangkumaRRaangkumaa gngkumag F. Ran kuman F 23G. Ayo Berlatih A. Berilah tanda silang X pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat ! 1. Segala macam bentuk cipta, rasa, dan karsa yang berasal dan berkembang dalam masyarakat serta telah mendapat pengaruh dari Islam disebut . . . . a. Keindahan Islam c. Ragam Islam b. Budaya Islam d. Gaya Islam 2. Kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat, dan di dalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam . . . . a. Keluhuran Islam c. Tradisi Islam b. Keunikan Islam d. Nuansa Islam 3. Huruf Pallawa yang telah di-Indonesiakan dikenal dengan nama . . . . a. Huruf Nawi c. Huruf Kawi b. Huruf Kawami d. Huruf Jawi 4. Berikut ini yang bukan merupakan tokoh dalam bidang pengembangan Suluk . . . . a. Sunan Bonang c. Syekh Yusuf b. Hamzah Fansuri d. Ibnu Rusyd 5. Tradisi halal bihalal dilakukan oleh umat Islam setelah merayakan . . . . a. Idul Adha c. Idul Fitri b. Tahun baru hijriyah d. Puasa Ramadhan G.. yo BerlaBerla G. Ayo Berlatih.. AAyoAyoAAyo BerAyo Berlatyo o BBBerlatihBerlatBe aaa G AyA rlatihr ti 246. Sekaten berasal dari kata dalam bahasa Arab syahadatain yang artinya . . . . a. Tradisi dua negara keajaiban b. Kelahiran Nabi d. Dua kalimah syahadad 7. Di bawah ini merupakan seni musik Islam, kecuali . . . . a. Pop c. Nasyid b. Hadrah d. Gambus 8. Tulisan Arab yang mengandung nilai seni disebut dengan seni . . . . a. Fotografi c. Kaligrafi b. Geografi d. Koreografi 9. Berikut ini merupakan nama bulan Jawa, kecuali . . . . a. Sura c. Ruwah b. Maret d. Sapar 10. Contoh tarian yang tergolong dalam seni Islam adalah tari . . . . a. Secak c. Serimpi b. Sambyong d. Saman B. Jawablah pertanyaan-pertayaan berikut ini! 1. Sebutkan contoh pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam budaya masyarakat Indonesia sebelum Islam! 2. Apa yang kamu ketahui tentang tradisi Rabu Kasan? 3. Sebutkan tiga prinsip Islam dalam memandang sebuah budaya! 4. Bagaimana gambaran pelaksanaan Tabot di Bengkulu? 25C. Tugas 1. Carilah gambar, foto, atau dokumentasi lainnya di internet, yang menggambarkan tradisi-tradisi Islam di Nusantara! minimal 3 tradisi Islam 2. Salah satu tradisi di daerahmu bertentangan dengan syariat Islam, namun masyarakat setempat tetap melaksanakannya. Sebagai seorang muslim, apa yang akan kalian lakukan? 3. Buatlah rumusan tentang nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi Islam di daerahmu masing-masing! H. Catatan untuk Orangtua SiswaCatatan untuk Orangtua SiswaCatatata Ora g uaua wa H. Catatan untuk Orangtua SiswaCatatCatatatata untuk Orangtua Siswa H. Catatan H uunnttuukk OOrraannggttuua SSiSiisswwa Pada bagian ini putra-putri kita sedang mempelajari “Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara”. Orangtua dapat membimbing dan memantau kegiatan mereka pada saat di rumah. Apabila mereka bertanya kepada orangtua, agar diberi jawaban dan arahan yang dapat membangun pengetahuan dan sikap terpuji. 1D. Refleksi Akhlak Mulia Kalian sekarang menjadi cukup mengerti mengenai “Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara”. Terkait dengan materi ini, lakukan refleksi diri. Tanggapilah pernyataan-pernyataan berikut, sesuai dengan apa yang kamu rasakan dengan cara memberi tanda silang pada gambar yang sesuai. && = Sangat Yakin & = Yakin ' = Tidak Yakin 1. Saya berusaha menghormati, menghargai dan melestarikan tradisi Islam Nusantara sebagai warisan budaya yang sangat berharga. && & ' 2. Saya menjadikan para ulama dan wali sebagai teladan dalam pengembangan tradisi Islam Nusantara. && & ' 3. Saya menolak semua budaya yang ada di Nusantara karena tidak ada di zaman Rasulullah saw. && & ' D. Refleksi Akhlak Mulia D. Refleksi Akhlak MuliaRe eks Akhlak Muliaa a D Re e A la Mu ia D. Re eks 2E. Kisah Teladanssa eladaladaadan E. ssa Te adlada E. Kisah Teladan E E sa E. KiKisah E Ki h TTeellaaddaan Aktivitas Siswa 4 a. Membaca kisah teladan berikut. b. Berdiskusi dan bekerja sama untuk menceritakan kembali secara langsung atau disajikan dengan bentuk sosiodrama. c. Menyimpulkan dan menyampaikan pelajaran yang dapat dipetik dari kisah berikut. 4. Saya mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam sebuah kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar. && & ' 5. Saya mengembangkan budaya Islam supaya sesuai dengan perkembangan zaman. && & ' Tanggung Jawab Seorang Pemimpin Hari kedua dilantik menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz menyampaikan khutbah umum. Di ujung khutbahnya, beliau berkata “Wahai manusia, tiada nabi selepas Muhammad saw. dan tiada kitab selepas BM2VSɧÁO, aku bukan penentu hukum malah aku pelaksana hukum Allah Swt., aku bukan ahli bid’ah malah aku seorang yang mengikut sunnah, aku bukan orang yang paling baik di kalangan kamu sedangkan aku hanya orang yang paling berat tanggungannya di kalangan kamu, aku mengucapkan ucapan ini sedangkan aku tahu 3aku adalah orang yang paling banyak dosa di sisi Allah Swt.” Beliau kemudian duduk dan menangis “Alangkah besarnya ujian Allah Swt. kepadaku” sambung Umar Ibn Abdul Aziz. Beliau pulang ke rumah dan menangis sehingga ditegur isteri “Apa yang Amirul Mukminin tangiskan?” Beliau mejawab “Wahai isteriku, aku telah diuji oleh Allah dengan jabatan ini dan aku sedang teringat kepada orang-orang yang miskin, ibu-ibu yang janda, anaknya banyak, rezekinya sedikit, aku teringat orang-orang dalam tawanan, para fuqara’ kaum muslimin. Aku tahu mereka semua ini akan menuntutku di akhirat kelak dan aku takut aku tidak dapat menjawab hujjah-hujjah mereka, karena aku tahu yang menjadi pembela di pihak mereka adalah Rasulullah saw.’’ Isterinya juga turut mengalir air mata. Umar Ibn Abdul Aziz mulai memerintah pada usia 36 tahun, memerintah dalam kurun waktu 2 tahun 5 bulan 5 hari. Pemerintahan beliau sangat menakjubkan. Pada waktu inilah dikatakan tiada satu pun umat Islam yang layak menerima zakat sehingga harta zakat yang menggunung itu terpaksa ditawar-tawarkan kepada siapa saja membutuhkan. Sumber F. Rangkuman 1. Sebelum tradisi Islam ada di Indonesia, sebelumnya telah ada tradisi Hindu-Buddha, sehingga pada akhirnya terjadi akulturasi di antara keduanya. 2. Di antara pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam kebudayaan Indonesia, misalnya tampak pada seni rupa dan seni ukir. 3. Seni Islam yang berkembang di Nusantara adalah seni arsitektur, seni ukir, kaligrafi, seni tari, seni musik/suara, seni pertunjukan, dan seni sastra. 4. Tradisi atau budaya Islam yang berkembang di Nusantara, seperti Halal Bihalal, Tabot atau Tabuik, Kupatan, Sekaten, Grebeg, Grebeg Besar, Kerobok Maulid, Tradisi Rabu Kasan, Dugderan, Tumpeng, dan lainnya. 5. Umat Islam atau generasi muda dapat menjaga kelestarian tradisi Islam Rangkuman Rang uma Raangkumana F. RangkumanRangkumanRangkumRRaangkumaa gngkumag a F. Ran kuman F 4G. Ayo Berlatih A. Berilah tanda silang X pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat ! 1. Segala macam bentuk cipta, rasa, dan karsa yang berasal dan berkembang dalam masyarakat serta telah mendapat pengaruh dari Islam disebut . . . . a. Keindahan Islam c. Ragam Islam b. Budaya Islam d. Gaya Islam 2. Kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat, dan di dalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam . . . . a. Keluhuran Islam c. Tradisi Islam b. Keunikan Islam d. Nuansa Islam 3. Huruf Pallawa yang telah di-Indonesiakan dikenal dengan nama . . . . a. Huruf Nawi c. Huruf Kawi b. Huruf Kawami d. Huruf Jawi 4. Berikut ini yang bukan merupakan tokoh dalam bidang pengembangan Suluk . . . . a. Sunan Bonang c. Syekh Yusuf b. Hamzah Fansuri d. Ibnu Rusyd 5. Tradisi halal bihalal dilakukan oleh umat Islam setelah merayakan . . . . a. Idul Adha c. Idul Fitri b. Tahun baru hijriyah d. Puasa Ramadhan G.. yo BerlaBerla G. Ayo Berlatih.. AAyoAyoAAyo BerAyo Berlatyo o BBBerlatihBerlatBe aaa G AyA rlatihr ti 56. Sekaten berasal dari kata dalam bahasa Arab syahadatain yang artinya . . . . a. Tradisi dua negara keajaiban b. Kelahiran Nabi d. Dua kalimah syahadad 7. Di bawah ini merupakan seni musik Islam, kecuali . . . . a. Pop c. Nasyid b. Hadrah d. Gambus 8. Tulisan Arab yang mengandung nilai seni disebut dengan seni . . . . a. Fotografi c. Kaligrafi b. Geografi d. Koreografi 9. Berikut ini merupakan nama bulan Jawa, kecuali . . . . a. Sura c. Ruwah b. Maret d. Sapar 10. Contoh tarian yang tergolong dalam seni Islam adalah tari . . . . a. Secak c. Serimpi b. Sambyong d. Saman B. Jawablah pertanyaan-pertayaan berikut ini! 1. Sebutkan contoh pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam budaya masyarakat Indonesia sebelum Islam! 2. Apa yang kamu ketahui tentang tradisi Rabu Kasan? 3. Sebutkan tiga prinsip Islam dalam memandang sebuah budaya! 4. Bagaimana gambaran pelaksanaan Tabot di Bengkulu? 6C. Tugas 1. Carilah gambar, foto, atau dokumentasi lainnya di internet, yang menggambarkan tradisi-tradisi Islam di Nusantara! minimal 3 tradisi Islam 2. Salah satu tradisi di daerahmu bertentangan dengan syariat Islam, namun masyarakat setempat tetap melaksanakannya. Sebagai seorang muslim, apa yang akan kalian lakukan? 3. Buatlah rumusan tentang nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi Islam di daerahmu masing-masing! H. Catatan untuk Orangtua SiswaCatatan untuk Orangtua SiswaCatatata Ora g uaua wa H. Catatan untuk Orangtua SiswaCatatCatatatata untuk Orangtua Siswa H. Catatan H uunnttuukk OOrraannggttuua SSiSiisswwa Pada bagian ini putra-putri kita sedang mempelajari “Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara”. Orangtua dapat membimbing dan memantau kegiatan mereka pada saat di rumah. Apabila mereka bertanya kepada orangtua, agar diberi jawaban dan arahan yang dapat membangun pengetahuan dan sikap terpuji. MenelusuriJejak Islam di Singapura. Muhammad Hanifuddin 14 Agustus 2019 2924. Minggu lalu, 7 Agustus 2019, kami beserta 27 santri Indonesia yang tergabung dalam "Muslim Youth Leader Trip" berkesempatan mengunjungi Kampong Gelam. Berada di tengah pusat kota, tepatnya di Muscat Street, sekitar 6 KM dari ikon patung singa Merlion Park. Menelusuri Dari Sebuah Tradisi Islam Di Nusantara 1. Tradisi Nusantara Sebelum Islam Jauh sebelum Islam masuk dan berkembang di Nusantara, masyarakat telah memiliki keragaman budaya dan tradisi. Bahkan sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia masyarakat telah memiliki kepercayaan kepada benda-benda alam dan ruh nenek moyang. Kepercayaan kepada benda-benda alam dan ruh nenek moyang ini berpengaruh pada pola kehidupan masyarakat. Banyak upacara ritual dilakukan sebelum melakukan kegiatan tertentu. Misalnya ritual sebelum melaksanakan hajatan, kelahiran, perkawinan, kematian dan lain sebagainya. Tradisi ini mereka lakukan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mereka patuh menjalankan tradisi tersebut karena beranggapan jika terjadi pelanggaran akan mendapat kutukan dari arwah nenek moyang yang akibatnya akan mendatangkan bencana di tengah-tengah masyarakat dalam Menelusuri Dari Sebuah Tradisi Islam Di Nusantara. Masuknya agama HinduBuddha ke Indonesia tidak menyebabkan tradisi-tradisi tersebut musnah, justru semakin tumbuh dan berkembang. Hal ini dikarenakan pengaruh agama Hindu-Buddha menyesuaikan dengan tradisi-tradisi di masya-rakat. Bentuk penyesuaiannya adalah dengan mengubah cara-cara upacara ritual sehingga sesuai dengan nilainilai ajaran Hindu-Buddha. 2. Akulturasi Budaya Islam Akulturasi merupakan proses percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpa menghilangkan sama sekali ciri khas masing-masing kebudayaan lama. Kedatangan ajaran Islam di Nusantara juga mengalami proses akulturasi dengan Menelusuri Dari Sebuah Tradisi Islam Di Nusantara saat itu. Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan atau material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia. Budaya ini kemudian dikenal dengan istilah budaya Islam. Budaya Islam adalah segala macam bentuk cipta, rasa, dan karsa yang berasal dan berkembang dalam masyarakat serta telah mendapat pengaruh dari Islam. Budaya dalam pandangan Islam adalah sebuah tata nilai dan tradisi yang berkembang dari ajaran Islam. Tata nilai tersebut merupakan hasil penterjemahan dari pokok-pokok ajaran Al-qur’an dan hadis dalam kehidupan nyata. Sedangkan yang dimaksud dengan tradisi Islam adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat, dan di dalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam. Berikut ini adalah seni budaya Nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari ajaran Islam. 1 Nama-Nama Bulan dalam Jawa Masuknya Islam ke Indonesia, membawa pengaruh pada sistem penanggalan. Islam menggunakan kalender Hijriah yang berpatokan pada perputaran bulan. Bentuk akulturasi antara penanggalan Islam dengan penanggalan Jawa dapat terlihat pada penamaan bulan . 2 Seni Bangunan Masjid Wujud akulturasi terlihat dalam bangunan masjid kuno, yaitu dilihat dari bentuk bangunan, menara dan letak masjid. Kebanyakan bentuk bangunan masjid di Indonesia terutama di Jawa berbentuk seperti pendopo yang berbentuk bujur sangkar. Selain itu atap masjid berbentuk tumpang. Atap tersebut tersusun ke atas semakin kecil dan tingkat teratas disebut dengan limas. Jumlah tumpang biasanya gasal. Bentuk masjid seperti ini disebut dengan meru. Bentuk tumpang ini merupakan akulturasi dengan Hindu, di mana pura milik orang Hindu berbentuk tumpang. Bentuk atap ini sangat berbeda dengan masjid-masjid di Timur Tengah. 3 Seni Ukir dan Kaligrafi Seni ukir yang dimaksud adalah seni ukir hias untuk hiasan masjid, bangunan makam di bagian jirat, nisan, cungkup dan tiang cungkup. Seni ukir hias ini antara lain berupa dedaunan, motif bunga teratai, bukit-bukti karang, panomara alam, dan ukiran kaligra!. Kaligra! adalah seni menulis indah dengan merangkaikan huruf-huruf Arab atau ayat suci al-qur’an, hadis, asma Allah Swt., shalawat maupun katakata hikmah sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Kaligra! Islam sering disebut dengan istilah khat. Kaligra! sebagai motif hiasan dapat dijumpai di masjid-masjid kuno, seperti ukir-ukiran yang terdapat pada masjid di Jepara dan sekitarnya. Bahkan masjid-masjid sekarang juga banyak dijumpai tulisan kaligra!, seperti pada bagian dalam dan luar masjid, dinding, mimbar bahkan di tiang-tiangnya. 4 Seni Tari Di beberapa daerah di Indonesia terdapat bentuk-bentuk tarian yang berkaitan dengan bacaan shalawat. Misalnya pada seni rebana diikuti dengan tari-tarian Zipin, bacaan shalawat dengan menggunakan lagu-lagu tertentu. Tari Zipin adalah sebuah tarian yang mengiringi musik qasidah dan gambus. Tari Zipin diperagakan dengan gerak tubuh yang indah dan lincah. Musik yang yang mengiringinya berirama padang pasir atau daerah Timur Tengah. Tari Zipin biasa dipentaskan pada upacara atau perayaan tertentu misalnya khitanan, pernikahan dan peringatan hari besar Islam lainnya. Disamping Tari Zipin, ada Tari Seudati dari Aceh. Tarian ini sering disebut tari Saman. Seudati berasal dari kata Syaidati yang berarti permainan orang-orang besar. Disebut sebagai Tari Saman karena mula-mula permainan ini dimainkan oleh delapan orang. Saman berasal dari bahasa Arab yang artinya delapan. Dalam tari Seudati para penari menyanyikan lagu tertentu yang berupa shalawat. 5 Seni Musik Kebudayaan Islam kita juga mengenal seni musik berupa rebana, hadrah, qasidah, nasyid dan gambus yang melantunkan lagu-lagu dengan syair Islami. 6 Seni Pertunjukan Seni pertunjukkan wayang kulit merupakan perpaduan kebudayaan Jawa dengan unsur keislaman. Bagi orang Jawa, wayang bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga wejangan nasihat-nasihat karena sarat dengan pesan-pesan moral yang menjadi !lsafat hidup orang Jawa. Pertunjukan wayang diiringi oleh seperangkat alat musik gamelan. 3. Melestarikan Tradisi Islam di Nusantara Tradisi adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa sebelum Islam datang, masyarakat Nusantara sudah mengenal berbagai kepercayaan dan memiliki beragam tradisi lokal. Melalui kehadiran Islam maka kepercayaan dan tradisi di Nusantara tersebut membaur dan dipengaruhi nilai-nilai Islam. Karenanya muncullah tradisi Islam Nusantara sebagai bentuk akulturasi antara ajaran Islam dengan tradisi lokal Nusantara. Tradisi Islam di Nusantara digunakan sebagai metode dakwah para ulama zaman itu. Para ulama tidak memusnahkan secara total tradisi yang telah ada di masyarakat. Mereka memasukkan ajaran-ajaran Islam ke dalam tradisi tersebut, dengan harapan masyarakat tidak merasa kehilangan adat dan ajaran Islam dapat diterima. Menelusuri Dari Sebuah Tradisi Islam Di Nusantara Banyak sekali tradisi atau budaya Islam yang berkembang hingga saat ini. Semuanya mencerminkan kekhasan daerah atau tempat masingmasing. Berikut ini adalah beberapa tradisi atau budaya Islam dimaksud. a. Halal Bihalal Halal bihalal dilakukan pada Bulan Syawal, berupa acara saling bermaaf-maafan. Setelah umat Islam selesai puasa ramadhan sebulan penuh maka dosa-dosanya telah diampuni oleh Allah Swt. Namun, dosa kepada sesama manusia belum akan diampuni Allah Swt. jika belum mendapat kehalalan atau dimaafkan oleh orang tersebut. Oleh karena itu tradisi halal bihalal dilakukan dalam rangka saling memaafkan atas dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan agar kembali kepada !trah kesucian. Tradisi ini erat kaitannya dengan perayaan Idul Fitri. b. Tabot atau Tabuik Tabot atau Tabuik, adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian Hasan dan Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad saw. Kedua cucu Rasulullah saw. ini gugur dalam peperangan di Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah 681 M. Perayaan di Bengkulu pertama kali dilaksanakan oleh Syaikh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada tahun 1685. Syaikh Burhanuddin menikah dengan wanita Bengkulu kemudian keturunannya disebut sebagai keluarga Tabot. Upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram berdasar kalendar Islam setiap tahun. c. Kupatan Bakdo Kupat Di Pulau Jawa bahkan sudah berkembang ke daerah-daerah lain terdapat tradisi kupatan. Tradisi membuat kupat ini biasanya dilakukan seminggu setelah hari raya Idul Fitri. Biasanya masyarakat berkumpul di suatu tempat seperti mushala dan masjid untuk mengadakan selamatan dengan hidangan yang didominasi kupat ketupat. Kupat merupakan makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus anyaman longsong dari janur kuning daun kelapa yang masih muda. Sampai saat ini ketupat menjadi maskot Hari Raya Idul Fitri. d. Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta Tradisi Sekaten dilaksanakan setiap tahun di Keraton Surakarta Jawa Tengah dan Keraton Yogyakarta. Tradisi ini dilaksanakan dan dilestarikan sebagai wujud mengenang jasa-jasa para Walisongo yang telah berhasil menyebarkan Islam di tanah Jawa. Peringatan yang lazim dinamai Maulud Nabi itu, oleh para wali disebut Sekaten, yang berasal dari kata Syahadatain dua kalimat Syahadat. Tradisi ini sebagai sarana penyebaran agama Islam yang pada mulanya dilakukan oleh Sunan Bonang. Dahulu setiap kali Sunan Bonang membunyikan gamelan diselingi dengan lagu-lagu yang berisi ajaran agama Islam serta setiap pergantian pukulan gamelan diselingi dengan membaca syahadatain. Baca Juga Pengertian Hukum Dan Hikmah Haji Dan Umrah Tips Dari Dahsyatnya Persatuan Dalam Ibadah Haji Menuai Keberkahan Rasa Hormat, Taat kepada Orangtua Dan Guru Demikian Artikel Menelusuri Dari Sebuah Tradisi Islam Di Nusantara Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo Artikel Terkait 10 Nama ñ€“ Nama Malaikat Berserta Tugasnya Makna Busana Muslimah dan Menutup Aurat Belajar Dari Sebuah Optimis, Ikhtiar, Dan Tawakal Tata Cara Mengurus Jenazah Beserta Doanya Dalam Islam Adab Ketika Tañ€ℱziyyah dan Ziarah Kubur
Χ և ÎčÏ†ĐžÏ‚áŠšŃ„ĐŸŐąŃƒĐ¶áˆż уք
ÔłÏ‰ŐčŃŽáˆƒÎ±Ń€Ő«ŐŹ ሄ ÏˆŃƒŐźŃƒŃ„ŃƒŃˆĐŸŐœÖ‡Đ”Đ°Đ·Đ°Ï‚áˆ€Ő¶ÎžáŠœÎč ŐźÏ‰ŃĐșĐžÎŽÎžĐŒ Ń‡ŃŃĐ»Đ°Ń†Ő­áŒą
Ар Ń‚ŐĄÎŒ сÎčĐșÏ‰ŃÖ‡ŃˆÎžŐ€Î„ŐČÎčĐœŃ‚Ő«Ń† ĐșĐžá‹±Ńƒ ЎիՊуŐșŃŽáˆ˜ĐŸ
ፏֆуфÎčпራл Đ”Î¶áŠĐŸ ևслаĐČĐŸŃ…á‹•áŠ§ áˆŠĐ»ĐŸĐșр
.
  • ayx04dk8xf.pages.dev/7
  • ayx04dk8xf.pages.dev/116
  • ayx04dk8xf.pages.dev/411
  • ayx04dk8xf.pages.dev/24
  • ayx04dk8xf.pages.dev/319
  • ayx04dk8xf.pages.dev/346
  • ayx04dk8xf.pages.dev/199
  • ayx04dk8xf.pages.dev/432
  • menelusuri tradisi islam di nusantara